Berbeda dengan telekomunikasi tradisional yang mengandalkan kabel serat optik dan infrastruktur berbasis darat, satelit Starlink mengorbit sekitar 550 km di atas Bumi, memungkinkan transmisi data lebih cepat karena kedekatannya dengan planet ini.
Masuknya Starlink ke pasar Indonesia dipandang sebagai gangguan besar bagi telekomunikasi lokal. Kemampuan internet berkecepatan tinggi dari Starlink—berkisar antara 160 Mbps hingga 350 Mbps—jauh melampaui kecepatan rata-rata data di Indonesia yang sekitar 21 Mbps.
Perbedaan signifikan ini dapat menarik banyak konsumen, terutama di daerah yang infrastruktur internetnya kurang memadai.
Salah satu keunggulan utama Starlink adalah kemampuannya menyediakan akses internet ke daerah-daerah terpencil dan kurang terlayani.
Di Indonesia, di mana banyak daerah pedesaan dan terpencil masih mengalami konektivitas internet yang buruk, layanan Starlink dapat menjembatani kesenjangan ini secara efektif.
Operasi Starlink di Indonesia merupakan tantangan sekaligus peluang bagi sektor telekomunikasi lokal.
Teknologi canggihnya dan kemampuannya menyediakan internet berkecepatan tinggi ke daerah-daerah terpencil dapat secara signifikan meningkatkan konektivitas di seluruh negeri.
Namun, operator lokal dan pemerintah harus dengan hati-hati menavigasi lanskap baru ini untuk memastikan bahwa manfaatnya didistribusikan secara luas dan bahwa bisnis domestik tetap kompetitif.
Dengan demikian, konsumen akan mendapatkan layanan yang lebih baik dan lebih cepat, yang pada akhirnya akan menguntungkan semua pihak.
Post a Comment