googlesyndication.com

0 Comment

DeepSeek Tantang ChatGPT dan Gemini: AI China Lampaui Teknologi AS?

Pekalongannews - Pada 20 Januari 2025, dunia teknologi dikejutkan oleh peluncuran Deepseek R1, sebuah model AI canggih asal Tiongkok yang mampu mengguncang pasar saham Amerika hingga mencapai kerugian senilai 1 triliun dolar dalam sehari.

Perusahaan AI bernama Deepseek, yang didirikan oleh Liang Weng Feng (38 tahun), berhasil menciptakan terobosan spektakuler di dunia teknologi. Peluncuran Deepsic R1 tidak sekadar menjadi produk baru, melainkan sebuah pernyataan perang teknologi yang menggetarkan Silicon Valley.

Ada tiga faktor utama yang membuat Deepseek mampu mengalahkan raksasa AI global:

Modal Pengembangan Minimal: Berbeda dengan OpenAI yang membutuhkan 600 juta dolar dan Google dengan miliaran dolar, Deepseek hanya memerlukan 6 juta dolar untuk membangun infrastruktur AI-nya.

Biaya Operasional Rendah: Penggunaan 1 juta token hanya membutuhkan biaya kurang dari 4 dolar, jauh lebih murah dibandingkan ChatGPT yang memakan biaya sekitar 100 ribu dolar.

Deepseek tersedia sebagai platform terbuka, memungkinkan developer global untuk memodifikasi dan mengembangkannya sesuai kebutuhan.

Peluncuran ini membuat Donald Trump bereaksi keras. Mantan Presiden AS tersebut mengumumkan "Project Stargate", sebuah joint venture senilai 500 miliar dolar yang melibatkan tiga perusahaan teknologi terbesar Amerika sebagai respons langsung terhadap kemajuan Tiongkok.

Tiongkok pun tidak tinggal diam. Mereka menggunakan strategi proxy ekonomi melalui tiga negara: Vietnam, Meksiko, dan Kanada. Dengan memindahkan pabrik dan menggunakan identitas kewarganegaraan negara-negara tersebut, Tiongkok mencoba menghindari pembatasan perdagangan.

Dampak terparah dirasakan oleh Nvidia, dengan sahamnya anjlok 17% dan mengakibatkan kerugian lebih dari 500 miliar dolar. Peluncuran Deepseek R1 bukan sekadar peluncuran produk, melainkan gempa teknologi yang menggoyang fondasi industri AI global.

Post a Comment

 
Top