googlesyndication.com

0 Comment
Asisten Pemerintahan dan Kesejateraan Rakyat Setda Propinsi Jawa Tengah, Eddy Djoko Pramono menjadi Inspektur Ucara dalam pembukaan TMMD Reguler ke-98 di lapangan Desa Rogoselo, Kecamatan Doro, Kabupaten Pekalongan, Rabu (5/4/17).

Eddy mewakili Pemerintah Propinsi Jawa Tengah menyampaikan, bahwa program TMMD menjadi bagian dari cara merawat dan mengikat kebersamaan serta ke gotongroyongan untuk mengatasi persoalaan kebangsaan kita hari ini.

Dikatakan Eddy, untuk mengatasi persoalan bangsa seperti kemiskinan, pengangguran, mewujudkan kedaulatan pangan dan energi, memenuhi kebutuhan dasar manusia dengan baik, memberantas narkoba, memperkuat semangat nasionalisme dan patriotisme tidak akan mungkin hanya mengandalkan pemerintah pusat saja, atau TNI dan Polri semata atau juga pemerintah daerah saja.
"Kita butuh keroyokan dan semua harus bisa bersinergi serta bekerjasama dengan seluruh lapisan masyarakat untuk menyelesaikan persoalan-persoalan tersebut," terangnya.
Dalam kesempatan mejadi Inspektur Upacara (Irup), Eddy menjelaskan sinergitas dan kemanunggalan TNI dengan rakyat, serta peran Pemerintah Pusat dan Daerah melalui TMMD seperti inilah akan menjadi suatu kekuatan untuk lebih memajukan desa, menggali dan mendayagunakan potensi yang dimiliki serta mengatasinya berbagai isu atau persoalan terkini sekaligus berbagi solusi.
"Pada prinsipnya masyarakat kita harus betul-betul dapat hidup secara baik, sehat dan sejahtera. Kemiskinan, kebodohan dan keterbelakangan harus terus kita atasi, dan kita lawaaan!," tegasnya.
Seiring dengan amanat Gubernur Jateng, Kita ingin seluruh desa di Jawa Tengah makin maju dan mandiri. Kita ingin kehidupan rakyat Jawa Tengah makin sejahtera. Jalan dan jembatan makin memadai sehingga aksesibilitas dan mobilitas orang dan barang dari dan ke desa makin lancar. Kemudian sarana prasarana fasilitas umum untuk memenuhi kebutuhan dasar masyarakat juga makin baik. Pun demikian ketersediaan pangannya mencukupi serta tempat tinggalnya harus layak untuk dihuni.

Yang tidak kalah penting, lanjut Eddy, adalah adanya kesempatan dan ruang-ruang berkreasi bagi masyarakat yang tersedia dengan baik. Nyala kreativitas di tingkat desa harus dihidupkan agar potensi desa makin optimal sehingga pada gilirannya masyarakat desa makin mandiri dan sejahtera kehidupannya. 

Tak kalah penting, Eddy memaparkan, di Jateng angka kemiskinan masih cukup tinggi. Tahun 2016 angka kemiskinan sebesar 13,19% dari total jumlah penduduk. Sedangkan Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) 4,63% dari Angkatan Kerja. Kemudian Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Jawa Tengah Tahun 2015 berada pada angka 69,49. Pertumbuhan ekonomi Jawa Tengah pada tahun 2016 (yoy) sebesar 5,28% dengan angka laju inflasi (yoy) sebesar 2,36%. 
"Saat ini Pemerintah Provinsi Jawa Tengah memiliki arah kebijakan untuk mengurangi penduduk miskin yang diprioritaskan pada wilayah Kabupaten dan Kota dengan persentase penduduk miskin di atas rata-rata Jawa Tengah. Untuk itulah, kita telah, sedang dan terus melakukan peningkatan sinergitas dan harmonisasi program pengurangan kemiskinan dan pengangguran berdimensi kewilayahan dengan pelibatan berbagai OPD dengan strategi pengurangan beban pengeluaran dan meningkatkan pendapatan masyarakat miskin," bebernya.
Sesuai dengan pesan Gubernur Jawa Tengah, melalui TMMD Reguler ke-98 ini, sambung Eddy, mari kita optimalkan berbagai program kegiatan lintas sektoral guna membantu penanggulangan kemiskinan, pengangguran dan penyelesaian PR-PR kita lainnya di Jawa Tengah. Kita ingin desa-desa di Jateng makin maju dan mandiri dengan tetap mempertahankannya sebagai sebuah entitas unik, dengan kearifan lokal yang selalu terjaga. Desane maju, fasilitas pelayanan dasar masyarakate komplet, SDM-me makin berkualitas unggul, mandiri, punya spiritualitas tinggi, nggak ada narkoba, kreatif dan inovatif serta berkarakter kebangsaan yang kuat. Lan sing ora kalah penting, kabudayane tansah lestari. Itu baru Iuar biasa. 
"Saatnya kita lanjutkan karya bhakti dan pengabdian pada Ibu Pertiwi. Bersama kita tingkatkan kesejahteraan masyarakat perdesaan di negeri ini," tutup Eddy.

Post a Comment

 
Top