![]() |
| Sumber: @Oneninety via Weibo |
Kapal induk Fujian pertama kali diluncurkan pada 2022 dan menjalani serangkaian uji coba laut sepanjang 2024. Sebelum diresmikan, kapal ini sempat bersandar selama sebulan di pelabuhan Sanya indikasi kuat bahwa penugasan resminya sudah dekat.
Yang membuat Fujian mencuri perhatian dunia adalah adopsi teknologi peluncur pesawat elektromagnetik atau EMALS (Electromagnetic Aircraft Launch System). Teknologi ini sebelumnya hanya digunakan oleh kapal induk terbaru Amerika Serikat, USS Gerald R. Ford.
Berbeda dengan kapal induk sebelumnya yang menggunakan ketapel bertenaga uap seperti Kelas Nimitz, Fujian langsung melompat ke sistem elektromagnetik modern. Menurut Kementerian Pertahanan China, keputusan ini merupakan usulan langsung dari Presiden Xi Jinping.
Secara teknis, EMALS menawarkan efisiensi lebih tinggi dengan kemampuan mengatur gaya luncur pesawat secara presisi. Hal ini memperluas jenis pesawat yang dapat diluncurkan, mengurangi keausan mesin, serta meningkatkan margin keselamatan penerbangan.
Teknologi ini juga membuka peluang besar bagi operasi drone berbasis
kapal induk, yang tengah dikembangkan aktif oleh Angkatan Laut China.
Fujian melengkapi dua kapal induk sebelumnya — Liaoning dan Shandong sebagai bagian dari strategi modernisasi militer besar-besaran yang telah digulirkan sejak era 1990-an.
Keberadaan tiga kapal induk ini memungkinkan China memproyeksikan kekuatan militernya hingga ke kawasan Indo-Pasifik, termasuk dalam skenario yang berkaitan dengan Taiwan.
Berbeda dari pendahulunya, Fujian menjadi kapal induk pertama yang sepenuhnya dirancang dan dibangun oleh China sendiri, tanpa mengacu pada desain Soviet. Langkah ini menjadi tonggak penting sekaligus sumber kebanggaan nasional.
Sebagai perbandingan, kapal pertama Liaoning awalnya merupakan kapal setengah jadi buatan Uni Soviet yang dibeli dari Ukraina pada 1998. China kemudian melanjutkan pembangunannya dan menjadikannya sebagai kapal induk perdananya. Kapal kedua, Shandong, dibangun secara lokal berdasarkan desain Liaoning.
Berbeda dari pendahulunya, Fujian menjadi kapal induk pertama yang sepenuhnya dirancang dan dibangun oleh China sendiri, tanpa mengacu pada desain Soviet. Langkah ini menjadi tonggak penting sekaligus sumber kebanggaan nasional.
Sebagai perbandingan, kapal pertama Liaoning awalnya merupakan kapal setengah jadi buatan Uni Soviet yang dibeli dari Ukraina pada 1998. China kemudian melanjutkan pembangunannya dan menjadikannya sebagai kapal induk perdananya. Kapal kedua, Shandong, dibangun secara lokal berdasarkan desain Liaoning.
Meski menjadi simbol kemajuan teknologi, Fujian masih mengandalkan mesin konvensional, bukan tenaga nuklir. Artinya, jangkauan operasionalnya masih terbatas dibandingkan kapal induk bertenaga nuklir milik AS. Namun, analis militer menilai tiga kapal induk China saat ini sudah cukup untuk memperkuat kehadiran Beijing di Indo-Pasifik.
China sendiri dilaporkan tengah mengerjakan kapal induk keempat dengan kode Type 004, yang kabarnya akan ditenagai reaktor nuklir dan mengusung desain serupa kapal induk kelas Ford milik Amerika Serikat.
China sendiri dilaporkan tengah mengerjakan kapal induk keempat dengan kode Type 004, yang kabarnya akan ditenagai reaktor nuklir dan mengusung desain serupa kapal induk kelas Ford milik Amerika Serikat.



No comments:
Post a Comment