Pekalonggannews, Batang - Di tengah hiruk pikuk jalan raya yang dipenuhi kendaraan bermotor, sekelompok pesepeda meluncur dengan semangat berbeda. Belasan goweser dari berbagai komunitas dan kota memulai perjalanan panjang dari Surabaya menuju Jakarta dalam aksi bertajuk “1.000 KM Ride for Palestine”.
Bukan sekadar menantang jarak, mereka mengayuh pedal dengan membawa misi kemanusiaan dan dukungan politik untuk rakyat Palestina.
“Total jarak 1.000 kilometer ini kita bagi jadi tujuh etape. Rutenya lewat Madiun, Jogja, Semarang, Brebes, sampai finish di Kantor Kementerian Luar Negeri di Jakarta,” ujar Wirawan, Humas Aksi 1.000 KM Ride for Palestine, saat ditemui di Jalan Veteran, Batang, Rabu (12/11/2025).
Wirawan menjelaskan, aksi ini punya empat tujuan utama. Pertama, untuk kembali mengingatkan masyarakat soal fungsi asli sepeda sebagai alat transportasi, bukan sekadar sarana olahraga atau hobi.
“Selama ini masyarakat terlalu bergantung pada kendaraan bermotor. Padahal kita bisa kok menempuh 1.000 kilometer pakai sepeda pancal. Ini bukti nyata kalau sepeda itu kuat dan ramah lingkungan,” kata Wirawan.
Selain itu, aksi ini juga bertujuan menggalang donasi dan mengampanyekan isu kemanusiaan Palestina di setiap kota yang dilalui. Titik akhir di Kemenlu dipilih untuk menyampaikan dukungan politik kepada pemerintah agar terus berpihak pada Palestina.
“Kami ingin menyampaikan dukungan moral kepada pemerintah, agar tetap berada di belakang Palestina, seperti yang sudah dilakukan selama ini,” tegasnya.
Sekitar 16 pesepeda inti menjadi motor penggerak aksi ini. Mereka datang dari berbagai daerah, mulai dari Surabaya, Bandung, hingga Jakarta. Setiap etape juga diharapkan bakal menarik lebih banyak peserta yang bergabung di sepanjang rute.
“Di setiap etape selalu ada pesepeda baru yang ikut bergabung. Nanti di Jakarta, kita prediksi bisa sampai 300 sampai 400 pesepeda yang akan tiba bersama di Kemenlu,” jelas Wirawan.
Menurutnya, semangat solidaritas ini diharapkan menjadi gerakan nasional bagi pesepeda Indonesia untuk bersatu menyuarakan kemanusiaan.
Perjalanan panjang ini tentu tak lepas dari tantangan. Salah satu rintangan terbesar ada di jalur Alas Roban, Batang, yang terkenal ekstrem bagi para pesepeda.
“Wah, ngelewati Alas Roban lumayan juga. Tapi alhamdulillah cuaca bersahabat, enggak terlalu panas, jadi bisa dilewati dengan lancar,” ucap Wirawan sambil tersenyum.
Lebih dari sekadar perjalanan fisik, Wirawan menyebut setiap kayuhan memiliki makna spiritual yang mendalam.
“Saya bilang ke teman-teman, setiap kayuhan itu adalah doa. Doa untuk rakyat Palestina, doa agar mereka diberi kekuatan. Jadi kalau jarak 1.000 kilometer ini dikalikan jutaan kayuhan, mudah-mudahan semuanya sampai sebagai doa kebaikan untuk mereka,” tutupnya penuh harap.
Bukan sekadar menantang jarak, mereka mengayuh pedal dengan membawa misi kemanusiaan dan dukungan politik untuk rakyat Palestina.
“Total jarak 1.000 kilometer ini kita bagi jadi tujuh etape. Rutenya lewat Madiun, Jogja, Semarang, Brebes, sampai finish di Kantor Kementerian Luar Negeri di Jakarta,” ujar Wirawan, Humas Aksi 1.000 KM Ride for Palestine, saat ditemui di Jalan Veteran, Batang, Rabu (12/11/2025).
Wirawan menjelaskan, aksi ini punya empat tujuan utama. Pertama, untuk kembali mengingatkan masyarakat soal fungsi asli sepeda sebagai alat transportasi, bukan sekadar sarana olahraga atau hobi.
“Selama ini masyarakat terlalu bergantung pada kendaraan bermotor. Padahal kita bisa kok menempuh 1.000 kilometer pakai sepeda pancal. Ini bukti nyata kalau sepeda itu kuat dan ramah lingkungan,” kata Wirawan.
Selain itu, aksi ini juga bertujuan menggalang donasi dan mengampanyekan isu kemanusiaan Palestina di setiap kota yang dilalui. Titik akhir di Kemenlu dipilih untuk menyampaikan dukungan politik kepada pemerintah agar terus berpihak pada Palestina.
“Kami ingin menyampaikan dukungan moral kepada pemerintah, agar tetap berada di belakang Palestina, seperti yang sudah dilakukan selama ini,” tegasnya.
Sekitar 16 pesepeda inti menjadi motor penggerak aksi ini. Mereka datang dari berbagai daerah, mulai dari Surabaya, Bandung, hingga Jakarta. Setiap etape juga diharapkan bakal menarik lebih banyak peserta yang bergabung di sepanjang rute.
“Di setiap etape selalu ada pesepeda baru yang ikut bergabung. Nanti di Jakarta, kita prediksi bisa sampai 300 sampai 400 pesepeda yang akan tiba bersama di Kemenlu,” jelas Wirawan.
Menurutnya, semangat solidaritas ini diharapkan menjadi gerakan nasional bagi pesepeda Indonesia untuk bersatu menyuarakan kemanusiaan.
Perjalanan panjang ini tentu tak lepas dari tantangan. Salah satu rintangan terbesar ada di jalur Alas Roban, Batang, yang terkenal ekstrem bagi para pesepeda.
“Wah, ngelewati Alas Roban lumayan juga. Tapi alhamdulillah cuaca bersahabat, enggak terlalu panas, jadi bisa dilewati dengan lancar,” ucap Wirawan sambil tersenyum.
Lebih dari sekadar perjalanan fisik, Wirawan menyebut setiap kayuhan memiliki makna spiritual yang mendalam.
“Saya bilang ke teman-teman, setiap kayuhan itu adalah doa. Doa untuk rakyat Palestina, doa agar mereka diberi kekuatan. Jadi kalau jarak 1.000 kilometer ini dikalikan jutaan kayuhan, mudah-mudahan semuanya sampai sebagai doa kebaikan untuk mereka,” tutupnya penuh harap.



No comments:
Post a Comment