googlesyndication.com

0 Comment
Ketua Umum PP Muhammadiyah: Politik Indonesia Semakin Liberal, Perlu Rekonstruksi Kebangsaan
Ketua Umum PP Muhammadiyah, Prof Haedar Nashir
Pekalongannews, Jakarta - Ketua Umum PP Muhammadiyah, Prof Haedar Nashir, mengungkapkan keprihatinan terhadap arah politik Indonesia yang semakin liberal, menurutnya, telah melampaui batas dan berdampak pada sektor-sektor kehidupan lainnya.

Menurut Haedar, PP Muhammadiyah di bawah kepemimpinan Din Syamsuddin telah mengumpulkan intelektualnya untuk bersatu dalam menyusun dua buku, yang bertujuan merevitalisasi visi karakter bangsa dan merekonstruksi kehidupan kebangsaan.

Secara keseluruhan, Haedar menyatakan bahwa Indonesia, pasca reformasi, telah mengalami liberalisasi dalam berbagai aspek kehidupan, termasuk politik, ekonomi, budaya, dan keagamaan. Liberalisasi tersebut dinilainya telah agresif, melewati batas yang ditetapkan oleh konstitusi dan Pancasila.

"Artinya, sudah melampaui batasnya. Maka, perlu pemikiran-pemikiran yang kami tawarkan yakni rekonstruksi kehidupan kebangsaan yang memiliki makna, yang maknanya bersandar pada konstitusi, pada Pancasila sebagai nilai," ujar Haedar dalam orasi ilmiah di Universitas Muhammadiyah Jakarta beberapa waktu lalu.

Haedar juga menyoroti adanya kegelisahan terkait politisasi konstitusi, politik tanpa etika, politik yang bersifat transaksional, politik yang cenderung oligarki, dan isu-isu lainnya. Oleh karena itu, ia menegaskan bahwa saatnya bagi Indonesia untuk melakukan introspeksi, merekonstruksi, dan memilih rekonstruksi yang bersifat moderat.

Meskipun menyadari bahwa saat ini mungkin sulit untuk berpikir secara substansial, Haedar menekankan bahwa momentum kontestasi dalam pemilihan umum, khususnya melalui pemilihan presiden, seharusnya dijadikan kesempatan untuk membuka ruang dialog.

"Dalam sistem yang berbasis konstitusi, Pancasila, dan nilai luhur bangsa secara otentik, jujur, keterbukaan, dan tanpa politisasi. Maka itu, PP Muhammadiyah membuka salah satu opsi bagi calon presiden dan calon wakil presiden untuk berdialog," ucap Haedar.

Dialog tersebut diinisiasi di Universitas Muhammadiyah Surakarta, Universitas Muhammadiyah Malang, dan Universitas Muhammadiyah Jakarta. Haedar mengajak calon presiden dan calon wakil presiden untuk mampu mendialogkan hal-hal yang bersifat fundamental dan rekonstruksi guna membangun kehidupan kebangsaan yang lebih baik.

Post a Comment

 
Top