googlesyndication.com

0 Comment
Batang
Pondok Pesantren Modern Tazakka Bandar memiliki program jangka panjang mendirikan perguruan tinggi internasional. Program ini diharapkan terealisasi sebagai bagian dari cita-cita membangun kampus besar di Kabupaten Batang.

Hal tersebut mengemuka pada Sarasehan tentang Perkembangan Pondok dan Umat dalam rangka upaya peningkatan perolehan wakaf di Aula Rabithah, Ponpes Tazakka, baru-baru ini.
Sarasehan diikuti sekitar 150an orang terdiri dari para anshar Tazakka, wakif dan muzakki sebagai garda depan dalam gerakan serta pemberdayaan wakaf di Ponpes Tazakka.

'' Ponpes Tazakka memiliki program jangka pendek dan menengah. Untuk program jangka panjang adalah pendirian perguruan tinggi internasional,'' ujar Pimpinan Ponpes Tazakka, KH Anang Rikza Masyhadi.

Menurut Anang, untuk mendukung cita-cita tersebut, perlu disiapkan berbagai hal dari sekarang. Selain sarana dan prasarana fisik, tidak kalah penting adalah penyiapan sumber daya manusia.

'' Maka kader-kader kita kirim untuk bersekolah sampai puncak, di perguruan tinggi terbaik di dalam maupun luar negeri'', tambahnya.

Ditambahkan, cita-cita besar bisa terwujud asal semuanya mau bekerja keras, penuh amanah dan tanggung jawab disertai keikhlasan yang tinggi. Dalam acara tersebut, Anang juga mengajak para wakif untuk  tidak lupa bersyukur atas capaian pembangunan Pondok Modern Tazakka selama 4 tahun. Dirinya menjabarkan tentang manajemen pengelolaan wakaf di Tazakka.

'' Kata kunci mengelola wakaf itu cuma dua yakni amanah dan cita-cita. Banyak orang amanah, tapi tidak punya cita-cita, tetapi ada pula yang cita-citanya tinggi namun tidak amanah.Maka, pengelola wakaf selain amanah harus punya cita-cita program yang tinggi,'' ungkapnya.

Hal senada disampaikan oleh Teguh Suhardi, selaku Ketua Panitia Pembangunan Ponpes Tazakka.

'' Mungkin, kalau mengacu pada gagasan dan cita-cita Kiai Anang yang ingin mewujudkan berdirinya perguruan tinggi internasional dan juga rumah sakit di Bandar, saya bayangkan pendanaannya bisa sampai  Rp 250an miliar. Mohon doanya agar bisa terwujud sebelum tahun 2025,'' katanya.

Teguh menerangkan, dalam masa kurang dari empat tahun, untuk pembangunan fisik gedung pondok telah menyerap dana kurang lebih Rp 13 miliar. Itu semuanya berasal dari wakaf tunai kaum muslimin, mulai nominal seribu rupiah hingga ratusan juta. Bahkan ada yang wakaf sampai Rp 5,5 miliar seperti untuk Masjid Az-Zaky.

Selain wakaf tunai untuk pembangunan fisik gedung, lanjut Teguh, ada pula wakaf berupa aset seperti tanah, kendaraan, mesin, dan lainnya. Wakaf aset tahun 2012 mencapai Rp 6 miliar, sedangkan tahun 2013 sekitar Rp 4 miliar dan untuk 2014 sedang diinventarisir lagi.

'' Mudah-mudahan setelah dijumlah lebih banyak dari sebelumnya. Seberapa pun wakaf dari umat sangatlah berarti. Tidak harus besar. Tetapi bisa juga dengan wakaf kecil, yang penting manfaat dan jariyahnya yang akan terus mengalir,'' ujarnya.

Post a Comment

 
Top