-->

Menguak Kontroversi Bobibos: Inovasi Energi atau Klaim Berlebihan?

Pekalongan News
Saturday, November 22, 2025, November 22, 2025 WIB Last Updated 2025-11-22T01:51:09Z
Menguak Kontroversi Bobibos: Inovasi Energi atau Klaim Berlebihan?
ilustrasi gambar dihasilkan oleh AI
Pekalongannews - Bahan bakar Bobibos tengah menjadi perbincangan nasional karena klaim-klaimnya yang sangat ambisius. Dikembangkan oleh Ikhlas Tamrin sejak 2007 di Jonggol, Bobibos disebut mampu mengubah limbah jerami menjadi bahan bakar berstandar tinggi.

Klaim utamanya cukup mengejutkan: memiliki angka oktan RON 98,1, emisi hampir nol, lebih irit dari BBM biasa, dan harga hanya sekitar Rp4.000 per liter. Dengan performa setara atau bahkan melebihi Pertamax Turbo, wajar jika publik terpukau.

Namun, sejumlah analis mengingatkan agar euforia tidak mendahului bukti ilmiah. Skeptisisme muncul karena teknologi biofuel generasi kedua yang memanfaatkan biomassa non-pangan seperti jerami—telah diteliti selama puluhan tahun di seluruh dunia.

Meski secara teknis memungkinkan, tantangan utamanya adalah biaya produksi yang sangat mahal. Banyak perusahaan energi global, termasuk raksasa di Eropa dan Amerika, sudah menginvestasikan miliaran dolar, namun industri ini justru runtuh karena tidak kompetitif secara ekonomi. Produksi massal biofuel jerami sejauh ini terbukti jauh lebih mahal dibandingkan BBM konvensional.

Bobibos mengklaim mampu menekan biaya produksi secara drastis, sesuatu yang belum berhasil dicapai oleh perusahaan besar manapun.

Klaim mampu membuat kendaraan menjadi lebih irit juga dianggap bertentangan dengan sifat dasar etanol dan biofuel lain yang biasanya memiliki energi per liter lebih rendah. Karena itu, para ahli menilai Bobibos harus melewati uji kelayakan yang ketat: uji laboratorium independen, uji durabilitas minimal 1.000 km, dan serangkaian sertifikasi resmi dari pemerintah.

Selain persoalan teknis, indikasi politisasi juga mulai terlihat. Beberapa tokoh publik dan pemerintah daerah sudah menunjukkan dukungan sebelum seluruh proses ilmiah tuntas, memunculkan kekhawatiran bahwa proyek ini dapat bernasib mirip dengan SMK heboh di awal, hilang di akhir. Pemerintah pusat sendiri sejauh ini bersikap hati-hati: memuji inisiatifnya, tetapi menegaskan bahwa izin edar baru dapat diberikan setelah semua data valid dan pengujian komprehensif dilakukan.

Pada akhirnya, Bobibos memiliki potensi besar untuk menjadi terobosan energi nasional. Namun, keberhasilan sejatinya hanya bisa dibuktikan melalui transparansi, pengujian ilmiah, dan eksekusi profesional—bukan melalui klaim bombastis maupun hype politik. Publik perlu mendukung inovasi, tetapi tetap kritis agar proyek besar ini tidak berakhir di “kuburan proyek nasional” berikutnya.
Komentar

Tampilkan

No comments:

TERKINI