googlesyndication.com

0 Comment
Forum Literasi Kesehatan Pencegahan Penyakit TBC yang diselenggarakan secara luring dan daring di Kabupaten Pekalongan 

Pekalongan News, PEKALONGAN- Tingginya penularan tuberkulosis atau TBC menjadikan Indonesia sebagai negara ketiga dengan kasus TBC terbanyak di dunia. Hal ini menjadi perhatian pemerintah untuk semakin gencar menangani penyakit ini. Namun begitu, menurunkan kasus TBC tidak dapat dilakukan oleh pemerintah saja, masyarakat memiliki peran penting untuk saling mendukung dalam menghentikan penyebaran TBC.

Demikian disampaikan Direktur Informasi dan Komunikasi Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) Wiryanta, dalam Forum Literasi Kesehatan Pencegahan Penyakit TBC yang diselenggarakan secara luring dan daring di Kabupaten Pekalongan, Jawa Tengah, Jumat (22/4). 
 Host atau narasumber Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Pekalongan Setiawan, Sosialog dari Universitas Sebelas Maret Sudarsana, serta Dokter Spesialis Paru dari RSUD Kraton Kabupaten Pekalongan Laurenz L. Pattiselanno
Hadir sebagai narasumber dalam acara tersebut Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Pekalongan Setiawan, Sosialog dari Universitas Sebelas Maret Sudarsana, serta Dokter Spesialis Paru dari RSUD Kraton Kabupaten Pekalongan Laurenz L. Pattiselanno

Wiryanta mengatakan salah satu bentuk intenvensi menekan angka kasus TBC adalah sosialisasi kepada masyarakat. Salah satunya dengan Forum Literasi Kesehatan Pencegahan Penyakit TBC. Melalui kegiatan ini ia berharap masyarakat dapat lebih mengerti tentang penyakit TBC dan cara pencegahannya.

Dilansir dari situs Kementerian Kesehatan, TBC adalah penyakit menular yang disebabkan oleh Mycobacterium tuberkulosis. Penyakit ini terutama menyerang paru-paru, tetapi dapat juga mengenai bagian tubuh lain, misalnya tulang, kelenjar, kulit, ataupun otak. Bakteri TBC menyebar melalui udara ketika orang yang terinfeksi batuk, bersin, berbicara, bernyanyi, atau tertawa. Penyakit TBC di Indonesia saat ini menempati peringkat ketiga setelah India dan Cina. 

Jumlah penderita TBC di Indonesia mencapai 824 ribu orang dengan tingkat fatalitas atau meninggal sebanyak 93 ribu per tahun. Angka ini setara dengan 11 kematian per jam.

Laurenz menjelaskan penyakit TBC menyebar sangat cepat. Penyakit ini dapat ditularkan melalui berbagai peralatan yang digunakan bersama antara orang yang terjangkit penyakit TBC dengan orang yang sehat. Dalam hal ini bakteri dapat masuk melalui saluran pernapasan menuju ke bagian-bagian tubuh. Gejala TBC untuk setiap orang berbeda-beda, seperti batuk ataupun sesak napas.

Sebagai upaya mencegah penyebaran penyakit ini, dikatakan Laurenz, dapat dilakukan dengan memisahkan peralatan yang digunakan dari anggota keluarga dan orang-orang yang memiliki penyakit TBC. Upaya lain yaitu menjaga kesehatan dengan melakukan pola hidup sehat seperti rajin berolah raga, memperhatikan kesehatan lingkungan dan tempat tinggal, serta melakukan vaksinasi BCG. Selain itu penting bagi orangtua untuk mengedukasi anggota keluarga agar terhindar dari penyakit ini.

Laurenz menambahkan, penyakit ini sulit ditularkan melalui anak-anak, namun mudah ditularkan oleh orang dewasa. Jika sudah terkena TBC, pengobatan harus dilakukan secara rutin dengan meminum obat sesuai resep dokter dan senantiasa melakukan pemeriksaan.

Sementara itu, Setiawan mengatakan kasus TBC di Kabupaten Pekalongan menurun setiap tahun. Beberapa upaya yang dilakukan pemerintah Kabupaten Pekalongan untuk menekan kasus TBC adalah dengan rutin mengajak masyarakat melakukan pemeriksaan dan mencari daerah yang memiliki kemungkinan terbesar tertular penyakit TBC.

Sedangkan Sudarsana menjelaskan setiap individu memiliki peluang yang sama untuk tertular penyakit TBC. Oleh karenanya, masyarakat harus sadar dalam menghindari penyakit ini dengan aktif melakukan pola hidup sehat. Sehingga pemerintah dan masyarakat dapat bersama-sama menurunkan kasus penyakit TBC di Indonesia.

Post a Comment

 
Top