googlesyndication.com

0 Comment
 Edukasi pasien diabetes dengan ahli gizi di RS Aisyiyah Bojonegara 
PekalonganNews - Penyakit Diabetes sepertinya sudah begitu akrab di telinga kita. Adapun satu dari dua orang penyandang diabetes ternyata tidak terdiagnosis sejak awal. Estimasi jumlah penyandang diabetes di Indonesia mencapai lebih dari 16 juta orang yang kemudian berisiko terkena penyakit lain. Contohnya serangan jantung, stroke, kebutaan, gagal ginjal bahkan kelumpuhan dan kematian. 

Terkait dengan prevalensi diabetes di Indonesia, data Riskesdas Litbangkes 2018 dan Konsensus PERKENI 2015, menyebutkan bahwa di Indonesia sebanyak 75% dari total penyandang diabetes belum menyadari dirinya menyandang diabetes. 

Sementara itu, dari 25% penyandang diabetes yang sudah menyadari dirinya menyandang diabetes, hanya 17% yang menjalani terapi diabetes. Peningkatan angka prevalensi diabetes yang cukup signifikan, yaitu dari 6,9% di tahun 2013 menjadi 8,5% di tahun 2018. 

Setiap tanggal 14 November kita memperingati Hari Diabetes Sedunia. Adapun tema Hari Diabetes Sedunia tahun ini adalah Keluarga dan Diabetes. 

Tujuan utama kampanye Hari Diabetes Sedunia 2019 adalah meningkatkan edukasi dan kesadaran akan dampak diabetes, menggaungkan peran penting keluarga dalam pengelolaan dan perawatan diabetes, termasuk membantu mencegah terjadinya risiko komplikasi akibat diabetes. 

Dukungan keluarga sangat penting? Pasalnya, diabetes merupakan suatu kondisi kronis yang membutuhkan perawatan seumur hidup. Maka perlu upaya manajemen diri yang baik, hingga perubahan gaya hidup. Para peneliti di Finlandia, mengamati lingkungan keluarga penyandang diabetes selama satu dekade. Hasil riset yang diterbitkan dalam Journal of Family Nursing, ternyata mengungkapkan anggota keluarga berperan penting dalam membantu keberhasilan pengelolaan manajemen diabetes dan perubahan gaya hidup seperti peningkatan diet yang baik dan olahraga. 

Selain itu, dalam sebuah penelitian yang diterbitkan di Western Journal of Nursing Research, menyebutkan bahwa kurangnya dukungan keluarga sebagai hambatan untuk keberhasilan mengelola diabetes. "Beberapa anggota keluarga merasa itu hanya masalah pribadi bagi penyandang diabetes sehingga tak perlu ada orang lain yang mendukungnya untuk harus berubah," kata Susie Villalobos, MPH, LDN, RD, ahli diet, pendidik diabetes, dan koordinator program di Tulane Pusat Program Manajemen Berat Badan, Diabetes & Endokrin di New Orleans. 

Terkait dengan kampanye Keluarga dan Diabetes, Diabetasol secara aktif melakukan kampanye “Lawan Diabetes Bersama Dia”. “Bersama Dia” mengandung makna mengajak semua pihak terkait diabetes untuk melakukan kontribusi bersama melawan diabetes, mulai dari keluarga, teman, tenaga medis, dan kami sebagai total solusi nutrisi diabetes yang selalu menemani penyandang diabetes mengatur pola makan sehat,” papar Kiki Maria Sembiring, selaku Group Business Unit Head of Special Needs Nutrition Kalbe Nutritionals. 

“Jika satu keluarga makan sehat dan olahraga bersama-sama, penyandang diabetes terbantu untuk beradaptasi dengan cepat pada gaya hidup sehat, seluruh anggota keluarga mendapat manfaatnya dan mendorong perilaku yang dapat mencegah diabetes di anggota keluarga lainnya. Mengelola diabetes membutuhkan perawatan harian, gaya hidup sehat dan edukasi terus-menerus tanpa henti. Ini cuma bisa terjadi secara konsisten dan terus menerus jika ada dukungan keluarga,” jelas Kiki. 

Post a Comment

 
Top