googlesyndication.com

0 Comment
Brand Manager Bank Mandiri Cabang Pekalongan, Nur Alfiah bersama tim SAR dan BPBD siap distribusikan bantuan kemanusiaan bagi warga terdampak bencana rob
Kota Pekalongan 
Bantuan kemanusiaan bagi korban bencana rob di Kota Pekalongan terus mengalir. Bank Madiri melalui yayasan Mandiri Amal Insani (MAI) selama dua hari sudah mendistribusikan bantuan bahan makanan, tikar, selimut dan peralatan bayi. 
"Hari ini kita kita distribusikan bantuan senilai Rp 30 juta di dua lokasi, yakni Kelurahan Bandengan dan Kelurahan Pabean," ungkap Nur Alfiah, Brand Manager Bank Mandiri imam bonjol pekalongan, Jum'at (25/5/18). 
Sehari sebelumnya, kata dia, MAI sudah menyalurkan bantuan bagi warga di Kecamatan Pekalongan Utara dan Posko Induk atau dapur umum yang di pusatkan di GOR Jatayu. 
Bantuan kemanusiaan yang didistribusikan oleh MAI menurut Nur Alfiah merupakan bentuk kepedulian keluarga besar Bank Mandiri yang tergabung dalam yayasan MAI. 
"Ini bagian dari amaliyah yang dananya dihimpun dari seluruh karyawan Bank Mandiri," ujarnya. 
Dijelaskan dia, MAI merupakan badan amal zakatnya karyawan Bank Mandiri yang memiliki banyak program tidak saja tanggap darurat bencana, namun banyak lainya seperti wakaf produktif, pembiayaan anak yatim, donasi untuk anak indonesia dan benah rumah maupun tempat ibadah. 
"Sumber dananya dari karyawan seperti zakat mal, zakat fitrah dan zakat penghasilan serta wakaf," jelas Nur Alifah. 
Sementara itu, Kasi Rehabilitasi Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Pekalongan, Agustinus Adi Purwanto mengatakan, berasama tim SAR, pihaknya diminta untuk mengawal bantuan kemanusiaan dari MAI ke lokasi-lokasi yang paling membutuhkan bantuan. 
"Malam ini setelah dari Kelurahan Bandengan kami akan bergerak menuju Kelurahan Pabean,Pantaisari, pasirsari, kandang panjang, klego dan jeruksari karena menurut informasi yang masuk ada beberapa lokasi di sana belum dijangkau oleh bantuan," terangnya. 
Menurut dia, prioritas distibusi bantuan diperuntukan bagi warga pengungsi maupun warga yang belum sempat mengungsi atau yang masih bertahan di rumah. 
"Biasanya di titik tersebut selain aksesnya susah juga lokasinya terlalu kedalam sehingga menjangkaunya butuh usaha ekstra karena ketinggian airnya di atas rata-rata," tandasnya.

Post a Comment

 
Top