googlesyndication.com

0 Comment
Ibad Aswaja,  Sarung Kreasi NU Kota Pekalongan di Luncurkan
sarung ibad  aswaja
Kota Pekalongan
Kebiasaan umat muslim di Indonesia, khususnya warga Nahdlatul Ulama (NU) yang mengenakan sarung dalam kegiatan ibadah maupun kegiatan lain dalam kesehariannya, dipandang sebagai sebuah prospek cerah dalam hal pemberdayaan ekonomi umat.

Hal itulah yang membuat Pengurus Cabang NU (PCNU) Kota Pekalongan melalui Lembaga Perekonomian NU (LPNU) setempat tertarik untuk memproduksi sarung dengan logo NU. Secara resmi, sarung produksi warga NU yang diberi label 'Ibad Aswaja' itu telah diluncurkan oleh LPNU Kota Pekalaongan pada Sabtu (7/2) malam, di Gedung Aswaja, Jalan Sriwijaya No 2.

Peluncuran sarung ini dilakukan berbarengan dengan penyelenggaraan Halaqoh Pemberdayaan Masjid, yang digelar dalam rangka memperingati Hari Lahir (Harlah) NU ke-89.

Sekretaris PCNU Kota Pekalongan, H Muhtarom, didampingi Ketua LPNU setempat, H Hasanudin, menyampaikan bahwa pembuatan sarung Ibad Aswaja itu menjadi salah satu gebrakan PCNU Kota Pekalongan untuk memberdayakan ekonomi warga NU.

Sekaligus, untuk memenuhi kebutuhan umat muslim khususnya warga nahdliyin yang ingin memakai sarung berlogo NU. Diliriknya sarung sebagai produk NU didasari atas kebutuhan warga nahdliyin yang jumlahnya jutaan, sarung akan menjadi kebutuhan primer untuk pakaian ibadah maupun kegiatan lainnya sehari-hari. Apalagi hingga kini produk sarung yang berlabel dan bergambar NU belum ada, sedangkan baju batik sudah banyak sekali.

"Pemakai sarung di Indonesia ini banyak sekali. Dan, sebagian besar dari mereka adalah warga NU. Jadi, prospek sarung dengan simbol dan logo NU ini sangat cerah. Harapannya, sarung Ibad Aswaja ini menjadi sarung kebanggaan warga nahdliyin," ungkapnya, Minggu (8/2).

Muhtarom menuturkan, respon dari warga NU atas sarung Ibad Aswaja ini sangat besar. Pesanan sudah datang dari berbagai daerah. Ratusan kodi sarung Ibad Aswaja sudah terjual.

Selain dari Kota Pekalongan dan sekitarnya, pesanan juga datang dari Jawa Timur, Jakarta, Bandung, Lampung. "Bahkan ada pemesan dari Papua juga ada," katanya.

Hanya saja, banyaknya pemesan itu belum semuanya bisa terpenuhi. Sebab, kapasitas produksi masih terbatas. "Sementara ini, kemampuan produksi maksimal 500 kodi per minggu. Saat ini agak terhambat karena faktor cuaca. Produksinya dilakukan oleh home industry di Pekalongan Selatan dan Pekongan Utara," tuturnya.

Direncanakan, sarung Ibad Aswaja ini akan dibuat dalam beberapa ragam corak. Sementara ini baru tersedia dalam dua corak, dengan harga sekitar Rp 40 ribu dan Rp 70 ribu per biji.

Muhtarom menambahkan, hasil dari penjualan sarung dengan logo NU itu akan dikelola oleh LPNU Kota Pekalongan, sebagai bagian dari pemberdayaan ekonomi warga NU dan untuk ikut meningkatkan kesejahteraan warga NU.

Post a Comment

 
Top