googlesyndication.com

0 Comment
Anak tenggelam Di Sungai Pencongan Pekalongan, Jasad Ditemukan Di Jepara
Jenazah Korban Tenggelam Sungai Pencongan
Kota Pekalongan
Muhammad Mahbub Al Hafidz (16), siswa kelas X SLB Negeri Wiradesa yang dilaporkan hilang di sekitar Sungai Sengkarang, Pencongan, Tirto, Pekalongan sejak empat hari lalu, akhirnya ditemukan.

Tubuh warga Mayangan, Kecamatan Wiradesa, Kabupaten Pekalongan, itu ditemukan sudah tak bernyawa oleh nelayan di perairan Pantai Kartini, Kecamatan Mlonggo, Jepara, pada Minggu (8/2/15) pagi. Lokasi penemuan jasad siswa berkebutuhan khusus itu berjarak sekitar 200 kilometer dari titik awal hanyutnya korban di Sungai Pencongan.

Kapolres Pekalongan Kota AKBP Luthfie Sulistiawan, melalui Kapoksek Tirto AKP Trismiyanto, membenarkan penemuan jasad M Mahbub Al Hafidz itu. 

"Jasad korban yang tenggelam di Sungai Pencongan sudah ditemukan tadi sekitar jam 7 pagi di Perairan Pantai Kartini, Kecamatan Mlonggo, Jepara, sekitar tiga mil dari bibir pantai," ungkap Trismiyanto, Minggu (8/2/15) siang.

Berdasarkan laporan yang diterimanya, korban ditemukan oleh nelayan setempat. Kemudian oleh nelayan dilaporkan ke pihak Basarnas dan BPBD di Jepara. Selanjutnya oleh BPBD setempat, jasad korban dievakuasi ke RSUD RA Kartini, Jepara, sekira pukul 10.00 WIB guna proses visum dokter.

Trismiyanto menuturkan, kepastian bahwa jasad tersebut adalah M Mahbub Al Hafidz, antara lain dilihat dari pakaian yang dikenakan maupun ciri tubuh korban. Saat ditemukan, korban masih mengenakan sebuah kaos olahraga warna oranye, bertuliskan 'SLB Negeri Wiradesa Kabupaten Pekalongan.

 "Itu adalah kaos milik korban," katanya.

Selain itu, pada tubuh korban terdapat pula ciri lainnya, antara lain terdapat tahi lalat di bagian dagu. 


"Dari beberapa ciri-ciri itu dipadtikan bahwa korban memang warga Mayangan Wiradesa yang beberapa hari lalu dilaporkan hilang diduga hanyut di Sungai Pencongan," ujarnya. 
Sesaat setelah mendapat laporan tersebut, imbuh Trismiyanto, pihaknya juga sudah mengonfirmasi melalui sambungan telepon ke Polsek Mlonggo, Jepara. Pihaknya juga telah mengontak pihak RSUD RA Kartini, untuk memastikan mengenai identitas korban.

Setelah ada kepastian bahwa jasad yang ditemukan di Jepara adalah M Mahbub Al Hafidz, imbuh dia, maka pencarian oleh tim SAR gabungan di Sungai Pencongan resmi dihentikan. Selanjutnya, pihak keluarga korban kemarin sudah dihubungi. Jenazah korban kemudian dibawa ke Pekalongan oleh BPBD.
BPBD Jepara 
BPBD Kab Pekalongan

Jenazah almarhum akhirnya sampai di rumah duka di Mayangan, Wiradesa, pada Minggu (8/2/15) sore sekitar pukul 17.00 dan disambut histeris oleh pihak keluarga serta warga setempat. Oleh petugas BPBD Jepara, jasad korban selanjutnya diserahkan kepada pihak keluarga, disaksikan BPBD Kabupaten Pekalongan dan BPBD Kota Pekalongan serta pihak kepolisian setempat.
Sekitar 15 menit setelah jenazah Hafidz sampai di rumah duka, pihak keluarga bersama warga kemudian menyalati almarhum Hafidz, selanjutnya memakamkan jenazah almarhum M Mahbub Al Hafidz di Tempat Pemakaman Umum setempat.

Seperti telah diberitakan, M Mahbub Al Hafidz (16), hilang di Sungai Pencongan, Pekalongan, sejak Rabu (4/2/15) sore. Sejak Kamis (5/2/15) pagi, tim SAR gabungan melakukan pencarian di sekitar lokasi hilangnya korban, sampai ke ujung muara. Namun hingga Minggu (8/2) dini hari, tim SAR belum menemukan tubuh korban. Hingga kemudian, tubuh korban ditemukan sudah tak bernyawa, terbawa arus hingga sejauh 200 kilometer.
M Mahbub Al Hafidz merupakan anak yatim piatu. Semenjak orangtuanya meninggal dunia, Hafidz tinggal bersama kakak perempuannya, Rahma Maulidya (20). Meski berkebutuhan khusus, menurut kerabat dan gurunya Hafidz dikenal sebagai anak yang cukup pintar di sekolah.
Jenasah korban Tenggelam
BPBD Kota Pekalongan

Salah seorang kerabat Hafidz, Sriyatun, menuturkan beberapa hari sebelum Hafidz menghilang, Hafidz menonton film '2012'. Setelah itu, Hafidz menyatakan keinginannya untuk dibelikan mesin waktu.

"Dia minta dibelikan mesin waktu. Katanya supaya waktu bisa diputar ulang, supaya dunia tidak segera kiamat. Dia bilang, kalau aku masih banyak dosa, aku mau minta ampun. Aku ingin menggunakan waktu sebaik-baiknya, untuk mengaji, untuk ibadah," ungkap Sriyatun dengan sedih, menirukan ucapan Hafidz.

Post a Comment

 
Top