googlesyndication.com

0 Comment
Bunga Kamboja dulu berserakan, bersama daun, ranting, serta bebungaan kering diantara batu nisan menyemarakkan kekotoran areal pekuburan. Semenjak keberadaannya dilirik menjadi suatu komoditas yang bisa dimanfaatkan, ia menjadi terhias di halaman-halaman beberapa rumah. Kini ia tersebar di atas kain terpal atau potongan karung berjemur di terik sinar matahari. Ia dibiarkan melayu hingga kering menjadi remah-remah yang kadar airnya telah terkurangi.

Bunga Kamboja Semakin Diburu Semakin Layu
Bunga Kamboja

Bunga Kamboja telah banyak diburu para pengais rejeki, yang nota bene sudah tidak mampu lagi ikut berdesak-desakkan pada lapangan pekerjaan. Pada umumnya mereka adalah para kaum lansia. Mereka rela memungut dan mengumpulkan bunga-bunga Kamboja, meski untuk mendapatkan 1 kg bunga Kamboja kering mereka harus menghabiskan waktu sekitar 20 harian. Bunga ini sempat memiliki nilai jual tinggi, sekitar Rp. 100.000,- - Rp. 130.000,- per kg. Ibu Sikun (56 tahun), seorang warga yang tinggal di sekitar pinggiran areal pekuburan luas Desa Sapuro dengan pandangan menerawang mengisahkan, “Dahulu kami rela mencari Bunga Kamboja ini sampai menyeberang desa hingga bilangan Banyurip sana, sebelum banyak orang tahu apa gunanya bunga itu.” Namun seiring dengan nilai jual sekarang yang hanya bisa mencapai Rp. 13.000,-/kg perolehannya semakin sedikit dan sulit didapat, dikarenakan sudah banyak orang yang melakukan hal yang sama dalam persaingan. Dia pun menambahkan, “Perburuan Bunga Kamboja hingga Banyurip ini jadi sampai dilempari orang-orang sana.”


Tidak berbeda dari cara pengadaannya, demikian pula yang terjadi pada persaingan para bakul pengumpul yang membeli bunga Kamboja kering ke rumah-rumah warga. “Siapa cepat dia dapat”, sesanti inilah yang berlaku dalam kesehariannya. Hampir tiap hari para bakul yang pada umumnya berasal dari daerah Baros hingga ke timur di sekitaran Kabupaten Batang.


Bunga Kamboja ini ditengarai pemanfaatannya dijadikan suatu essence (sari pati) wewangian, sebagai suatu bahan tambahan utama pada pembuatan repellent (Lotion Anti Nyamuk), Hand and Body Lotion, dupa batangan (Hio), atau parfum.
~Oleh: Arry Anand~

Post a Comment

 
Top