googlesyndication.com

0 Comment
Pekalongan News
Ancaman pada saat ini adalah perkembangan teknologi yang di mana jika seseorang tidak dapat mengendalikan perkembangan teknologi akan merusak kinerja otak
Kabupaten Batang
Perkembangan teknologi yang ada di Indonesia secara tidak langsung sudah memasuki dalam kebutuhan dalam kehidupan masyarakat Indonesia.
"Ancaman pada saat ini adalah perkembangan teknologi yang di mana jika seseorang tidak dapat mengendalikan perkembangan teknologi akan merusak kinerja otak," kata Bupati Batang Wihaji saat memberikan sosialisasi 4 pilar MPR RI yang bertema Pancasila, undang-undang dasar 1945, NKRI dan Bhineka Tunggal Ika bertempat di gedung PCNU di Jalan Kyai Haji Ahmad Dahlan No. 9 Batang, Sabtu (25/11/17) sore.
Selain Bupati turut hadir dalam kegiatan tersebut anggota DPR RI FPG Dapil Jateng Marlinda Irwanti Wakapolres Batang Kompol Hendri Yulianto.

Menurut Bupati kepanjangan dari PBNU itu P adalah Pancasila, B adalah Bhineka Tunggal Ika, N adalah NKRI dan U adalah undang-undang dasar negara Republik Indonesia.Kita harus menyadari bahwa perbedaan itu ada di negara Indonesia.
"Jadi Bhineka Tunggal Ika sebagai pengikat dan kuncinya adalah saling menghargai, saya ingin masyarakat Kabupaten Batang dapat memahami adanya perbedaan dalam kehidupan ini," jelas Bupati.
Saya berharap kepada masyarakat Kabupaten Batang akan memiliki kemajuan yang luar biasa terutama dalam bergotong-royong dan dapat berdiri sendiri dengan kemandirian tanpa berharap kepada orang lain dalam mendorong kemajuan inovasi Kabupaten Batang.
"Kita Indonesia dan masyarakat Kabupaten Batang harus bersama. Mari satukan perbedaan dengan cara kita masing-masing," pinta Bupati.
Sementara Wakapolres Batang Kompol Hendri Yulianto mengatakan, saya sangat merasa bersyukur walaupun negara Indonesia ini memiliki berbagai perbedaan dalam suku agama dan bahasa tapi dapat bersatu.
"Kita sebagai masyarakat dan sebagai manusia yang harus ditonjolkan adalah sebuah hati dimana dalam perbedaan apapun seperti dalam organisasi agama antara lain aliran NU atau Muhamadiyah haruslah memiliki persamaan isi hati sehingga tidak ada namanya perbedaan," katanya.
Menurutnya, terkait masalah keyakinan manusia memiliki perbedaan dan ego. Oleh karena itu, ia mengajak walaupun kita memiliki perbedaan keyakinan namun persamaan isi hati haruslah sama sehingga kita dapat menerima satu dengan lainnya dengan cara menghargai.
"Terutama peran kami sebagai polisi agar tidak terjadi keributan dalam masyarakat," jelasnya.
Saya berharap kepada masyarakat dapat menerima adanya perbedaan namun segera memberitahu jika adanya hal yang mencurigakan terkait ajaran-ajaran yang memiliki garis keras agar pihak kami dapat menindaklanjutinya.
"Dengan adanya bantuan laporan dari masyarakat khususnya Kabupaten Batang menjadi salah satu langkah mempertahankan negara kesatuan Republik Indonesia," tukasnya.
Ia menambahkan, oleh karena itu, kami meminta agar masyarakat Kabupaten Batang untuk memberikan suatu kepercayaan bagi pihak berwajib," imbuhnya.

Post a Comment

 
Top