googlesyndication.com

0 Comment
Pekalongan News
Dusun Jambangn, Desa Batursari, Kecamatan Talun, Kabupaten Pekalongan menjadi sentra kerajinan rakyat berupa anyaman bambu untuk perkakas dapur dan peralatan rumah tangga
Kabupaten Pekalongan
Selain diberkahi kekayaan alam yang melimpah dengan pemandangan alam yang menakjubkan, di Kabupaten Pekalongan juga tumbuh sentra ekonomi kerakyatan yang mampu meningkatkan perekonomian warganya. Seperti halnya usaha pembuatan kerajinan dari bambu di Dusun Jambangan, Desa Batursari, Kecamatan Talun, Kabupaten Pekalongan.

Dusun Jambangan memang sangat tersohor sebagai sentra produksi perkakas rumah tangga dari anyaman bambu. Keahlian dalam merangkai dan menyusun bilah bambu menjadi suatu karya berupa Ceting, Wakul, Cepon, Tudung lampu, tas bambu, keranjang dan beragam alat rumah tangga lainya yang biasa kita lihat di rumah.

Produk kerajinan bambu asal Dusun Jambangan menyebar tidak saja di pasaran lokal Pekalongan namun juga bisa ditemui hampir diseluruh pasar tradisonal kota-kota pesisir pantura. 

Salah satu Pengrajin, Abdurochman (50 th) yang ditemui pekalongan-news.com, Jum'at (17/3/17) di Dusun Jambangan menuturkan, dirinya menjadi pengrajin hanya sebagai usaha sampingan di rumah sekaligus meneruskan keahlian yang diwariskan orang tua maupun leluhur. 
"Pekerjaan utama saya tetap bercocok tanam di sawah, namun disaat senggang atau pulang dari sawah ya bikin anyaman bambu untuk menambah penghasilan," ujar Abdurochman diamini istri dan tetangganya.
Bagi warga Dusun Jambangan, membuat kerajinan bambu berarti menabung buat masa depan ataupun untuk keperluan yang sudah direncanakan kelak.
Abdurochman dan juga tetangga serta warga lainya menjalani hidup dengan cara bertani, sepetak sawah dan sepenggal kebun salak maupun sengon sudah lebih dari cukup untuk menghidupi keluarga.
"Tabungan yang berasal dari menganyam biasanya kami pergunakan untuk menggelar hajatan, baik itu menikahkan anak maupun keperluan yang membutuhkan biaya yang lumayan besar," terang Abdurochman.

Abdurochman menjelaskan, produk yang ia hasilkan tergolong sangat murah. Dalam satuan kodi, Ceting wadah nasi dihargai Rp 90 ribu atau Rp 4500 untuk satu Ceting.
Sedangkan untuk produk termahal dari dari produk anyaman bambu, kata Abdulah, dijual ke pengepul seharga 20-an ribu. Dan biasanya setiap pekan, sambung Abdurochman, para pengepul datang untuk mengambil hasil produksi warga.
"Dulunya kita bawa dan jual sendiri ke pasar terdekat, itupun diutang dulu bila ada pengepul yang mengambil. Sekarang berbalik, mereka datang dan membayar lunas. Bahkan kalau mau pengrajin bisa mengambil uang muka terlebuh dulu," jelas Abdurochman.
Sementara itu Kepala Desa Batursari, Basiron membenarkan kalau Dusun Jambangan, Desa Batursari sudah tersohor sebagai sentra penghasil kerajinan bambu untuk peralatan rumah tangga.
"Hampir setiap KK yang ada di Dusun Jambangan, Desa Batursari memiliki usaha kerajinan Bambu skala rumahan. Dan hal tersebut berdampak pada tingkat ekonomi warga yang terbilang lumayan dibanding dengan Dusun lain," ucapnya.
Basiron kepada pekalongan-news.com mengaku, kerajinan bambu di Dusun Jambangan sebenarnya sangat potensial sekali untuk dikembangkan skala besar bahkan skala industri. Namun karena prosesnya terbilang sangat sederhana dan masih tradisional jadi terbatas produksinya.
Menganyam Bambu Untuk Masa Depan, Geliat Ekonomi Kerajinan Bambu Dusun Jambangan, Pekalongan
Basiron, Kepala Desa Batursari, Kecamatan Talun, Kabupaten Pekalongan
Kendati demikian, kata Basiron, bukan berarti Pemerintah tidak melihat atau tidak menangkap potensi tersebut. Basiron menyebut, pernah sekali pihak Desa menerima bantuan alat atau mesin yang diperuntukan bagi pengrajin untuk mempercepat produksi. Namun karena hasilnya kalah halus dan kalah presisi dengan proses manual, maka alat tersebut tidak difungsikan lagi.
"Sebagai gantinya kami selaku Pemdes berupaya mengikutsertakan mereka kedalam even yang berkaitan dengan UKM maupun expo yang mewakili Kabupaten Pekalongan sekaligus mencarikan mitra yang bisa mendukung kelancaran usaha para pengrajin," paparnya.

Post a Comment

 
Top