googlesyndication.com

0 Comment
Beri Kuliah Umum, Danrem Ingatkan Ancaman Proxy War
Danrem 071/Wijayakusuma, Kolonel Inf Suhardi didampingi penrem Mayor Cba Roro Sri Harjani menyalami mahasiswa usai memberikan kuliah umum di Kampus Unikal Kota Pekalongan
Kota Pekalongan
Komandan Korem 071/Wijayakusuma Kolonel Inf Suhardi memberikan kuliah umum dihadapan ratusan mahasiswa Universitas Pekalongan (Unikal) Senin (29/8/16). Kuliah umum yang diikuti oleh mahasiswa semester baru bertujuan untuk memberikan pemahaman tentang nasionalisme terutama di kalangan kampus.

Kewajiban membela negara dari ancaman pihak luar menurut Danrem bukan dengan mengangkat senjata ataupun kontak secara fisik. Namun lebih keseriusan dalam pendidikan dan mampu memaknai situasi yang berkembang di era global.
"Kita harus memahami ada yang namanya proxy war, di mana bangsa lain yang ingin menghancurkan bangsa lainya cukup hanya mengirimkan biaya perang. Mengirim kehancuran tersebut bukan secara fisik tapi non fisik," ucapnya.
Hanya dengan cara menyiapkan dan mendidik mahasiswa yang handal dan berkualitas serta memiliki kepribadian yang handal, terang dia, maka kita akan mampu menangkal proxy war dari negara manapun.

Setiap hari saja kita sudah bertempur, lanjutnya, dan media mempunyai peran selaku bagian bangsa untuk menangkal kerentanan. Jangan sampai terpancing pada situasi yang membuat bangsa tidak rukun.
"Kita harus menjahit keretakan tersebut, supaya bangsa ini bisa bersatu. Agar bangsa ini memiliki integritas kuat untuk mampu menangkal ancaman yang dimaksud," tuturnya.
Dijelaskan Danrem, namanya negara maju tentu mereka tak mungkin ingin kembali menjadi bangsa yang mundur. Dengan tidak memliki sumber daya alam yang cukup, mereka pasti akan mencari sumber daya alam tersebut. Negara kita memliki sumber daya alam yang melimpah dan luar biasa menjadi incaran. Jangan sampai kita menjadi penonton di negeri sendiri.

Ditegaskan Danrem, bangsa Indonesia harus cerdas dan serius melakukan lompatan-lompatan pemikiran. Kalaupun grand design mereka 2 langkah, kita harus 10 langkah. Agar langkah kita sama bahkan bisa melebihi mereka. Ini menjadi PR kita semua.
"Kita memiliki marwah yang sama. Semua komponen bangsa harus bahu membahu, bersinergi dan saling menguatkan agar nantinya tidak menjadi korban proxy war. Dan jangan sampai kampus yang potensial hancur serta kehilangan generasi. Saya tegaskan lompatan mereka yang 2-3 kali harus diimbangi dengan lompatan kita yang 10 kali," papar Danrem.
Kendati demikian, kita tidak boleh berpikir skeptis. Kami yakin mahasiswa punya nasionalisme yang tinggi. Kita akan saling mengingatkan dengan posisi masing-masing sehingga rasa nasionalisme tersebut semakin kuat.

Post a Comment

 
Top