-->

Kabupaten Batang Siapkan 4 Kecamatan Berdaya, Ini Daftarnya

arya pekalongan news
Thursday, October 30, 2025, October 30, 2025 WIB Last Updated 2025-10-30T16:53:49Z
Kabupaten Batang Siapkan 4 Kecamatan Berdaya, Ini Daftarnya

Pekalongannews, Batang - Pemerintah Provinsi Jawa Tengah resmi mencanangkan program “Kecamatan Berdaya” sebagai strategi baru dalam memperkuat pemberdayaan masyarakat dari tingkat kecamatan.


Langkah ini diharapkan mampu memecah ketimpangan pembangunan antardaerah serta mempercepat pertumbuhan ekonomi masyarakat di wilayah pedesaan.

Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (Dispermades) Kabupaten Batang, Akhmad Handy Hakim, menegaskan bahwa Batang menjadi salah satu daerah percontohan dalam program ambisius tersebut.

“Ada empat kecamatan di Batang yang ditetapkan sebagai pilot project, yakni Subah, Tersono, Banyuputih, dan Bandar,” ujar Handy saat ditemui di Ruang Abirawa Batang, Kamis 30 Oktober 2025.

Menurutnya, Kecamatan Berdaya difokuskan untuk memberikan kontribusi nyata kepada masyarakat secara adil dan merata, tanpa memandang status sosial maupun wilayah.

“Semua warga punya hak yang sama dan wajib dilindungi oleh negara. Melalui Kecamatan Berdaya, pemerintah hadir untuk memastikan itu benar-benar terjadi,” tegasnya.

Gubernur Jawa Tengah Ahmad Luthfi dalam sambutannya menekankan bahwa semangat utama Kecamatan Berdaya adalah menempatkan kecamatan sebagai simpul utama pemberdayaan wilayah.

“Napasnya program ini bukan untuk provinsi, tapi untuk rakyat di kabupaten dan kota. Semua warga, di mana pun tinggalnya, berhak mendapat kesempatan yang sama,” kata Luthfi dengan nada tegas.

Ia menjelaskan, Jawa Tengah dengan populasi hampir 38 juta jiwa memiliki 8.573 desa dan 573 kecamatan. Dengan bentang wilayah yang luas, kecamatan menjadi simpul strategis untuk mempercepat pemerataan pembangunan.

“Kalau kecamatannya berdaya, otomatis desanya tangguh. Pemerintah cukup mendorong agar potensi lokal diolah menjadi kekuatan ekonomi baru,” ujarnya.

Luthfi menambahkan bahwa program ini juga menargetkan kelompok strategis seperti pemuda, perempuan, dan penyandang disabilitas.

Menurut Luthfi, sebanyak 56 persen penduduk Jawa Tengah adalah kalangan muda yang perlu disiapkan agar memiliki keterampilan dan daya saing ekonomi.

“Anak muda jangan cuma jadi penonton. Kita dorong lahirnya petani milenial, wirausahawan muda, hingga inovator desa. Mereka ini masa depan Jawa Tengah,” tuturnya.

Selain itu, pemerintah juga menaruh perhatian besar kepada kelompok perempuan dan penyandang disabilitas agar memiliki ruang inklusif untuk berkembang.

“Kami meminta Dinas Sosial, Dinas Ketenagakerjaan, dan BUMD membuka lapangan kerja ramah disabilitas, serta memberikan pendampingan hukum dan perizinan bagi perempuan pelaku usaha,” imbuh Luthfi.

Ia menegaskan, arah besar program ini adalah untuk menekan angka kemiskinan di semua level pemerintahan, mulai dari provinsi, kabupaten, kecamatan, hingga desa.

Ketua Tim Kecamatan Berdaya Provinsi Jawa Tengah, Sumarno, melaporkan bahwa sejak diluncurkan pada April lalu di Surakarta, program ini mengalami perkembangan pesat.

“Hingga kini sudah ada 150 kecamatan di 30 kabupaten/kota yang resmi menjadi pilot project Kecamatan Berdaya,” jelasnya.

Namun, ia menyebut masih ada tiga kabupaten yang belum menerbitkan Surat Keputusan (SK) Kecamatan Berdaya, yaitu Kudus, Magelang, dan Rembang.

“Sementara itu, 25 kabupaten/kota sudah menetapkan SK Tim Pembina Kecamatan Berdaya, dan sembilan daerah lainnya masih dalam proses,” tambahnya.

Sebagai puncak kegiatan, pencanangan program ini dilakukan di Desa Sidodadi, Kecamatan Masaran, Kabupaten Sragen, dan diikuti secara daring oleh kepala daerah dari 28 kabupaten/kota di luar eks-Karesidenan Surakarta.

Sumarno berharap program Kecamatan Berdaya dapat terus tumbuh dan menjadi tonggak pemberdayaan masyarakat di seluruh pelosok Jawa Tengah.

“Kalau semua pihak mendukung, kecamatan bisa jadi motor penggerak kemajuan hingga tingkat desa,” tutupnya optimistis.

Program Kecamatan Berdaya kini menjadi simbol perubahan baru di Jawa Tengah, dari pendekatan pembangunan yang sentralistis menuju kemandirian berbasis masyarakat.

Dan jika semua kecamatan benar-benar berdaya, Jawa Tengah bukan sekadar provinsi besar, tapi rumah bagi rakyat yang berdaulat atas nasibnya sendiri.

Komentar

Tampilkan

No comments:

Contact Form

Name

Email *

Message *

TERKINI