Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Perdagangan, Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (Dindagkop-UKM), Supriono, mengungkapkan bahwa pasar ini dirancang dengan struktur empat blok terpisah.
Pemisahan ini punya alasan kuat: biar api nggak merembet kemana-mana kalau terjadi kebakaran di salah satu blok.
"Supaya terpisah ketika terjadi satu kebakaran, di blok lain tidak merembet sehingga penanganannya lebih cepat," ungkap Supriono.
Nggak cuma itu, Supriono juga membeberkan detail sistem keamanan yang bikin melongo. Setiap los, toko, dan kios dilengkapi sensor otomatis.
"Supaya terpisah ketika terjadi satu kebakaran, di blok lain tidak merembet sehingga penanganannya lebih cepat," ungkap Supriono.
Nggak cuma itu, Supriono juga membeberkan detail sistem keamanan yang bikin melongo. Setiap los, toko, dan kios dilengkapi sensor otomatis.
Jadi, begitu terdeteksi ada titik api, sistem langsung menyemprotkan air dan seluruh aliran listrik di area tersebut otomatis terputus.
Pasar ini juga sudah punya sistem hydrant lengkap dengan persediaan air melimpah yang dipasok langsung dari PDAM. Ditambah lagi, ada sistem anti-petir terintegrasi yang melengkapi 'perisai' keamanan pasar ini.
"Insyaallah pasar ini anti bencana. Konsep pembangunannya terinspirasi dari pengalaman bencana sebelumnya, termasuk setelah tragedi di Kanjuruhan," tegas Supriono.
Di balik kecanggihan tersebut, ada satu hal yang sempat jadi keluhan pedagang. Sebagian lahan toko memang sengaja dikurangi untuk dijadikan jalur evakuasi. Alhasil, area toko jadi terasa lebih sempit.
Namun, langkah ini diambil demi keselamatan bersama. "Space memang disiapkan untuk antisipasi bencana agar lebih aman," jelas Supriono.
Soal kapasitas, Pasar Banjarsari kini punya 2.940 unit lapak, terdiri dari 349 toko, 687 kios, dan 1.904 los. Sistem zonasi juga diterapkan secara jelas. Lantai dasar dikhususkan untuk komoditas pangan basah dan kering, sementara lantai dua dan tiga jadi surga bagi pedagang non-pangan, mulai dari tekstil, konveksi, batik, sampai sepatu.
Blok D juga punya karakter unik. Lantai duanya khusus untuk kios basah seperti daging dan ayam, sedangkan lantai tiganya disulap jadi food court atau sentra kuliner siap saji.
Dengan semua fasilitas dan sistem keamanan yang mumpuni ini, Pasar Banjarsari diharapkan bisa jadi contoh pasar rakyat yang modern, aman, dan berdaya saing tinggi.
Pasar ini juga sudah punya sistem hydrant lengkap dengan persediaan air melimpah yang dipasok langsung dari PDAM. Ditambah lagi, ada sistem anti-petir terintegrasi yang melengkapi 'perisai' keamanan pasar ini.
"Insyaallah pasar ini anti bencana. Konsep pembangunannya terinspirasi dari pengalaman bencana sebelumnya, termasuk setelah tragedi di Kanjuruhan," tegas Supriono.
Di balik kecanggihan tersebut, ada satu hal yang sempat jadi keluhan pedagang. Sebagian lahan toko memang sengaja dikurangi untuk dijadikan jalur evakuasi. Alhasil, area toko jadi terasa lebih sempit.
Namun, langkah ini diambil demi keselamatan bersama. "Space memang disiapkan untuk antisipasi bencana agar lebih aman," jelas Supriono.
Soal kapasitas, Pasar Banjarsari kini punya 2.940 unit lapak, terdiri dari 349 toko, 687 kios, dan 1.904 los. Sistem zonasi juga diterapkan secara jelas. Lantai dasar dikhususkan untuk komoditas pangan basah dan kering, sementara lantai dua dan tiga jadi surga bagi pedagang non-pangan, mulai dari tekstil, konveksi, batik, sampai sepatu.
Blok D juga punya karakter unik. Lantai duanya khusus untuk kios basah seperti daging dan ayam, sedangkan lantai tiganya disulap jadi food court atau sentra kuliner siap saji.
Dengan semua fasilitas dan sistem keamanan yang mumpuni ini, Pasar Banjarsari diharapkan bisa jadi contoh pasar rakyat yang modern, aman, dan berdaya saing tinggi.
No comments:
Post a Comment