Pekalongannews, Batang - Teka-teki hilangnya Vivit Margianingsih alias Pipit, ibu dari dua bocah perempuan yang ditemukan tewas di Pantai Sigandu, Batang, akhirnya terjawab. Pipit berhasil ditemukan oleh pihak kepolisian pada Rabu (30/7/2025) dan saat ini sedang menjalani pemeriksaan intensif di Mapolres Batang.
Kabar ini dikonfirmasi langsung oleh Kasatreskrim Polres Batang, AKP Imam Muhtadi. "Iya, sudah ditemukan dan sudah berada di Mapolres Batang," ujarnya singkat kepada awak media.
Penemuan ini mengakhiri pencarian yang berlangsung sejak jasad kedua anaknya, Hafidhoh Azzahra (6) dan Hana Hasinah (3), ditemukan terombang-ambing di bibir pantai. Polisi kini fokus mendalami motif dan kronologi di balik tragedi yang menghebohkan warga Desa Kaliwareng, Kecamatan Warungasem, Batang.
Sebelum musibah itu terjadi, sang suami, M. Aziz Tholib, sudah merasakan gelagat aneh pada Pipit. Istrinya menjadi lebih pendiam, sering melamun, dan tampak diliputi kegelisahan.
"Besok kerja enggak, Pak? Aku kok ra penak (nggak enak) karo sampean," bisik Pipit lirih sebelum salat Subuh. Kalimat itu menjadi percakapan terakhir mereka.
Tak lama setelah itu, Pipit pergi. Bersama kedua putrinya, ia meninggalkan rumah dengan sepeda motor sang suami. Sebuah perjalanan yang tak ada yang menyangka akan berakhir dengan duka mendalam.
Pagi itu, sekitar pukul 07.30 WIB, warga dikejutkan dengan penemuan jasad seorang anak mengambang di tepi pantai. Korban diidentifikasi sebagai Hana Hasinah, balita berusia tiga tahun. Sekitar pukul 10.00 WIB, jasad kakaknya, Hafidhoh Azzahra, ditemukan sekitar 30 meter dari lokasi penemuan Hana.
Menurut dr. Gleni Wening dari RSUD Kalisari Batang, tidak ada tanda-tanda kekerasan pada tubuh korban.
"Diduga korban meninggal akibat tenggelam. Perkiraan waktu kematian sekitar satu jam sebelum ditemukan," jelasnya.
Di dekat lokasi penemuan jasad, ditemukan sepeda motor yang digunakan Pipit serta barang-barang pribadi anak-anaknya.
Sejumlah saksi juga sempat melihat seorang perempuan yang terlihat bingung atau "linglung" di sekitar pantai. Penyelidikan kini masih terus berjalan untuk mengungkap misteri di balik tragedi yang menimpa keluarga ini.
"Nanti ya, mohon bersabar," ujar AKP Imam Muhtadi, meminta pengertian publik.
Kabar ini dikonfirmasi langsung oleh Kasatreskrim Polres Batang, AKP Imam Muhtadi. "Iya, sudah ditemukan dan sudah berada di Mapolres Batang," ujarnya singkat kepada awak media.
Penemuan ini mengakhiri pencarian yang berlangsung sejak jasad kedua anaknya, Hafidhoh Azzahra (6) dan Hana Hasinah (3), ditemukan terombang-ambing di bibir pantai. Polisi kini fokus mendalami motif dan kronologi di balik tragedi yang menghebohkan warga Desa Kaliwareng, Kecamatan Warungasem, Batang.
Sebelum musibah itu terjadi, sang suami, M. Aziz Tholib, sudah merasakan gelagat aneh pada Pipit. Istrinya menjadi lebih pendiam, sering melamun, dan tampak diliputi kegelisahan.
"Besok kerja enggak, Pak? Aku kok ra penak (nggak enak) karo sampean," bisik Pipit lirih sebelum salat Subuh. Kalimat itu menjadi percakapan terakhir mereka.
Tak lama setelah itu, Pipit pergi. Bersama kedua putrinya, ia meninggalkan rumah dengan sepeda motor sang suami. Sebuah perjalanan yang tak ada yang menyangka akan berakhir dengan duka mendalam.
Pagi itu, sekitar pukul 07.30 WIB, warga dikejutkan dengan penemuan jasad seorang anak mengambang di tepi pantai. Korban diidentifikasi sebagai Hana Hasinah, balita berusia tiga tahun. Sekitar pukul 10.00 WIB, jasad kakaknya, Hafidhoh Azzahra, ditemukan sekitar 30 meter dari lokasi penemuan Hana.
Menurut dr. Gleni Wening dari RSUD Kalisari Batang, tidak ada tanda-tanda kekerasan pada tubuh korban.
"Diduga korban meninggal akibat tenggelam. Perkiraan waktu kematian sekitar satu jam sebelum ditemukan," jelasnya.
Di dekat lokasi penemuan jasad, ditemukan sepeda motor yang digunakan Pipit serta barang-barang pribadi anak-anaknya.
Sejumlah saksi juga sempat melihat seorang perempuan yang terlihat bingung atau "linglung" di sekitar pantai. Penyelidikan kini masih terus berjalan untuk mengungkap misteri di balik tragedi yang menimpa keluarga ini.
"Nanti ya, mohon bersabar," ujar AKP Imam Muhtadi, meminta pengertian publik.
No comments:
Post a Comment