googlesyndication.com

0 Comment

Bahaya Brain Rot: Ketika Media Sosial Merampas Kemampuan Berpikir Logis

Pekalongannews - Perkembangan teknologi dan media sosial saat ini telah melahirkan fenomena baru, salah satunya adalah “Brain Rot”. Istilah ini populer untuk menggambarkan dampak negatif dari konsumsi konten media sosial yang rendah kualitasnya, seperti video receh dan konten instan yang kerap membanjiri platform digital.

Dampaknya terutama mengintai generasi muda, yakni Generasi Z dan Alpha, yang rentan mengalami penurunan kemampuan berpikir kritis dan gangguan mental akibat kecanduan konten tidak bermutu.

Brain Rot terjadi karena media sosial memicu gratifikasi instan melalui konten hiburan pendek, yang mendorong pelepasan hormon dopamin dalam otak. Ini berpotensi menimbulkan kecanduan dan membuat individu terus-menerus mengonsumsi konten serupa.

Sisi Positif dan Negatif Konsumsi Media Sosial

1. Positif:

  • Media sosial bisa menjadi hiburan sesaat untuk menghilangkan penat dan stres.
  • Melihat video atau konten lucu dalam durasi singkat bisa menjadi cara “healing” yang wajar.

2. Negatif:

  • Namun, konsumsi media sosial menjadi masalah ketika Durasi pemakaian menjadi berlebihan.
  • Konten yang dikonsumsi bersifat rendah kualitas atau repetitif.
  • Terjadi efek psikologis seperti kecanduan, mood swing, dan gangguan kemampuan berpikir.

Langkah-Langkah Mencegah Brain Rot

1. Literasi Digital:

  • Edukasi anak tentang konten yang baik dan buruk.
  • Diskusi tentang apa yang mereka tonton di media sosial.

2. Alihkan Perhatian ke Aktivitas Produktif:

  • Ajak anak melakukan hobi atau kegiatan fisik seperti berenang, membaca, atau berkarya.
  • Bandingkan perkembangan positif anak dengan dirinya di masa lalu, bukan dengan orang lain.

3. Kontrol Durasi Penggunaan Gawai:

  • Atur screen time dengan timer atau jadwal yang jelas.
  • Terapkan aturan “selesaikan kewajiban dulu, baru dapat reward.

4. Diskusi dan Stimulasi Otak:

  • Ajarkan anak berpikir kritis melalui diskusi.
  • Latih kemampuan berpikir mendalam dengan bertanya “kenapa” atau “bagaimana”.

5. Bantuan Profesional:

Jika tanda-tanda kecanduan gadget sudah mengganggu mental dan fisik, segera konsultasikan ke psikolog atau konselor untuk penanganan lebih lanjut.

Brain Rot adalah ancaman serius bagi generasi muda di era digital. Dengan bijak mengonsumsi media sosial, memilah konten yang berkualitas, dan mengatur durasi pemakaian gawai, kita dapat menjaga kesehatan mental serta kemampuan berpikir generasi masa depan. 

Penting bagi setiap individu, terutama orang tua dan anak muda, untuk sadar akan dampak negatif konten instan dan mulai menerapkan kebiasaan digital yang lebih sehat dan produktif.

Bijaklah menggunakan teknologi, karena masa depan bergantung pada kebiasaan kita hari ini.

 

 

 

 

 

 

Post a Comment

 
Top