googlesyndication.com

0 Comment
Rumah Tahanan Kelas IIA Pekalongan Inovasi Pupuk Kompos "Posnik Lodji"

Pekalongannews, Kota Pekalongan - Kota Pekalongan, yang terkenal dengan batiknya, kini menambah satu lagi prestasi yang membanggakan dalam bidang pertanian dan lingkungan. Rumah Tahanan (Rutan) Kelas IIA Pekalongan memperkenalkan "Posnik Lodji," sebuah pupuk kompos organik inovatif yang dihasilkan dari pemanfaatan limbah organik dapur dan pertanian.

Inisiatif ini tidak hanya menjadi solusi kebutuhan pupuk di Rutan tetapi juga memberikan contoh inspiratif bagi pengelolaan limbah yang berkelanjutan.

Posnik Lodji, singkatan dari Kompos Organik Rutan Lodji, adalah hasil kreativitas Eko Kurniawan, Kepala Sub Seksi Bimbingan Giat (Kasubsie Bimgiat) Rutan Kelas IIA Pekalongan. Menurut Eko, ide pembuatan kompos ini muncul dari keterbatasan pupuk yang mereka hadapi. Bantuan pupuk dari dinas terkait yang hanya datang setahun sekali tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan pertanian di Rutan.

"Dari situlah kami punya ide untuk menciptakan pupuk organik sendiri yang dibuat bersama beberapa warga binaan yang mengikuti bimbingan soft skill bidang pertanian," kata Eko.

Pembuatan Posnik Lodji memanfaatkan sisa limbah sayuran dari dapur Rutan yang diolah dengan cairan EM4. EM4 adalah cairan mikroorganisme yang mempercepat proses penguraian sampah organik menjadi kompos. 

Limbah sayuran ini dimasukkan ke dalam beberapa dandang besar dan dicampur dengan EM4, sehingga mikroorganisme dapat berkembang dan mempercepat pembentukan kompos.

Hasil akhirnya adalah pupuk organik berkualitas tinggi yang diaplikasikan pada tanaman-tanaman budidaya di sekitar pekarangan Rutan Kelas IIA Pekalongan. Selain untuk tanaman, Posnik juga digunakan sebagai media untuk budidaya cacing tanah putih, yang juga dikelola oleh warga binaan Rutan.

Penggunaan Posnik Lodji terbukti memberikan dampak positif pada tanaman. Eko menjelaskan bahwa setelah aplikasi Posnik, tanaman dan sayuran di pekarangan Rutan tumbuh lebih subur dengan daun yang lebih hijau dan segar. Hasil panen juga meningkat baik dari segi kualitas maupun kuantitas.

"Posnik kami aduk campur bersama tanahnya untuk mempercepat proses pembesaran cacing tanah yang ada di Rutan. Alhamdulillah, setelah kami aplikasikan Posnik Lodji ke beberapa tanaman dan sayuran yang ada di pekarangan Rutan Lodji, hasil panennya bisa bagus, tanaman ataupun sayuran bisa tumbuh subur, daunnya lebih hijau, dan lebih segar," ungkap Eko.

Untuk budidaya cacing tanah, yang semula menggunakan kotak beronjong, kini diaplikasikan langsung ke tanah yang disekat. Metode ini dinilai lebih efektif dan efisien dalam mengembangkan cacing tanah putih.

Rutan Pekalongan mampu memproduksi Posnik Lodji sebanyak 2-3 kilogram setiap harinya. Ini bukan hanya solusi untuk kebutuhan internal tetapi juga berpotensi memberikan dampak ekonomi bagi warga binaan. Pengelolaan kompos ini bisa menjadi keterampilan tambahan bagi warga binaan, membuka peluang bagi mereka setelah keluar dari Rutan.

Inovasi ini menjadi bukti nyata bahwa keterbatasan dapat melahirkan solusi yang berdampak positif bagi lingkungan dan masyarakat. Posnik Lodji tidak hanya membantu mengelola limbah organik secara efektif tetapi juga mendukung pertumbuhan tanaman yang lebih sehat dan produktif.

Dengan keberhasilan ini, diharapkan metode pembuatan Posnik Lodji dapat diadopsi oleh komunitas lain dan menjadi inspirasi untuk pengelolaan limbah organik yang lebih baik. Tidak hanya mengatasi masalah pupuk, tetapi juga mengajarkan nilai-nilai keberlanjutan dan kemandirian kepada masyarakat luas.

Posnik Lodji adalah inovasi cerdas dari Rutan Kelas IIA Pekalongan yang berhasil mengubah tantangan menjadi peluang. Dengan memanfaatkan limbah organik, Rutan ini tidak hanya memenuhi kebutuhan pupuknya sendiri tetapi juga memberikan contoh nyata tentang pentingnya pengelolaan limbah yang berkelanjutan.

Semoga keberhasilan ini menjadi inspirasi bagi tempat lain untuk melakukan hal serupa, demi lingkungan yang lebih baik dan masa depan yang lebih cerah.

Post a Comment

 
Top