googlesyndication.com

0 Comment
Kesulitan Warga Batang, Pekalongan, dan Pemalang Dapatkan Gas Melon Pasca Idulfitri

Pekalongannews, Batang - Di tengah kehangatan suasana Idulfitri, warga di wilayah Kabupaten Batang, Pekalongan, dan Pemalang menghadapi tantangan yang tak terduga.

Mereka berjuang untuk mendapatkan komoditas penting: gas melon atau LPG 3 kilogram. Likhin (43) seorang warga Kelurahan Kesepuhan di Kabupaten Batang, menjadi simbol dari kesulitan yang dialami banyak orang.

“Saya sudah mencari di 18 pengecer gas melon sama sekali tidak mendapatkan,” keluh Likhin, Rabu 17 April 2024.

Perjalanan panjangnya mencari gas melon bahkan sampai ke SPBU Jalan Jendral Sudirman Batang dan SPBU Baros Pekalongan, namun tetap nihil.

Di beberapa pengecer yang masih memiliki stok, harga gas melon melonjak jauh di atas harga normal, mencapai Rp 40 ribu. Situasi ini menambah beban bagi warga yang ingin merayakan hari raya dengan tenang.

Yanti, warga Kelurahan Kauman Batang, juga merasakan dampak kelangkaan ini. “Katanya sih usai libur lebaran pasokan kembali normal. Tapi hingga saat ini, gas melonnya masih langka,” tutur Yanti dengan nada kecewa.

Brasto Galih Nugroho, Area Manager Jawa Tengah dan DIY Pertamina, memberikan penjelasan mengenai situasi ini. Pangkalan, meskipun tidak mensuplai pengecer karena kebijakan minimal 80% ke konsumen akhir, tetap berada dalam koridor yang benar. Warga diimbau untuk mendatangi pangkalan resmi guna mendapatkan LPG 3 kg.

“Pengecer memang bukan jalur resmi. Apalagi di peak season seperti Lebaran, tentunya pangkalan diutamakan menjual ke konsumen akhir,” ujar Brasto saat dihubungi melalui pesan whatsapp.

Ia menambahkan bahwa sesuai ketentuan dari Kementerian ESDM, minimal 80% penjualan LPG 3 kg di pangkalan harus ke konsumen akhir mulai Maret 2023, naik dari sebelumnya 70%.

Distribusi di Bulan April: Upaya Mengatasi Kelangkaan

Untuk bulan April 2024 ini, distribusi reguler per bulan untuk LPG 3 kg di Batang adalah 633 ribu tabung, ditambah lagi dengan pasokan sebanyak 23 ribu tabung.

“Mohon juga tidak panic buying dengan memborong LPG 3 kg,” imbau Brasto.

“Kami mengimbau warga yang tidak miskin dan bukan usaha mikro untuk tidak membeli LPG 3 kg,” lanjutnya.

Seruan kepada Masyarakat: Bantu Sesama, Hindari Pembelian Subsidi

Pertamina juga mengajak masyarakat yang mampu untuk tidak membeli LPG subsidi dan beralih ke LPG nonsubsidi.

“Jika ada tetangga, kerabat, dan teman yang tidak miskin dan bukan usaha mikro, mohon bantuan masyarakat dan pangkalan untuk mengimbau agar membeli LPG nonsubsidi,” tegas Brasto.

Post a Comment

 
Top