googlesyndication.com

0 Comment
Temuan Kamera Tersembunyi di Toilet Universitas Pekalongan, Mahasiswa Aliansi Tuntut Keadilan
keterangan Foto :Aliansi Mahasiswa Unikal menggeruduk rektorat untuk menuntut pengungkapan kasus Kamera dalam toilet perempuan Fakultas Hukum
Pekalongannews, Kota Pekalongan - Penemuan kamera tersembunyi di toilet mahasiswi Fakultas Hukum, Universitas Pekalongan (Unikal) telah menciptakan kehebohan di kalangan civitas akademik. 

Lebih dari seratus mahasiswa yang tergabung dalam Aliansi Mahasiswa Unikal melakukan aksi protes di depan gedung Rektorat sebagai respons terhadap temuan tersebut.

Aliansi mahasiswa dengan keras menyuarakan tuntutan mereka agar pihak rektorat segera menangani kasus ini dengan serius. 

Sejak ditemukannya kamera pada 18 Juli 2023, belum ada perkembangan yang signifikan dari pihak kampus terkait penyelidikan kasus tersebut.

"Kasus ini telah terbukti bahwa di gedung A terdapat kamera yang merekam aktivitas yang bersifat pornografi di dalam kamar mandi mahasiswi," ungkap 
Koordinator lapangan Juni Amanadah, Senin (2/9/2023) 

Menurut Juni, kamera tersebut pertama kali terungkap saat seorang mahasiswi hendak membuang sampah dan secara tidak sengaja menemukan kamera tersebut. 

Jenis kamera yang ditemukan diperkirakan dapat terhubung ke Wi-Fi. Satuan Tugas Pencegahan dan Penanganan Kekerasan Seksual (Satgas PPKS) Unikal telah ditugaskan untuk menangani temuan ini.

Namun, hingga saat ini belum ada perkembangan berarti dalam penyelidikan ini. Oleh karena itu, aliansi mahasiswa Unikal menyerukan sejumlah tuntutan dalam tindakan protes mereka.

Juni mengungkapkan bahwa aliansi mahasiswa Unikal terdiri dari Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) universitas, BEM Fakultas, dan Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) lainnya. Mereka bersekutu untuk menyuarakan kepedulian terhadap kasus kekerasan seksual yang terjadi di kampus Unikal.

"Kami menuntut agar rektorat turun langsung untuk menangani Kasus Gedung A. Kami juga menuntut evaluasi terhadap kinerja Satgas PPKS Universitas Pekalongan. Selain itu, kami mendesak agar rektorat bersama Satgas PPKS mengadakan konferensi pers yang terbuka untuk umum," jelasnya.

Salah seorang mahasiswi dari Fakultas Hukum, yang kita sebut sebagai S, mengungkapkan bahwa sekarang dia merasa trauma ketika harus pergi ke toilet. Perasaan trauma ini juga dirasakan oleh teman-temannya yang perempuan.

Trauma tersebut disebabkan oleh ketidakpastian terkait penangkapan pelaku. Mereka khawatir bahwa pelaku masih berada di sekitar kampus.

"Apakah sudah ada tindakan hukuman? Apakah pelaku sudah dihukum? Atau apakah pelaku masih bebas berkeliling di kampus? Semua pertanyaan ini membuat mahasiswi di Fakultas Hukum merasa takut untuk menggunakan toilet," ungkapnya.

S juga mengkritik kinerja Satgas PPKS dengan perasaan kecewa dan merasa diri mereka terpinggirkan. Menurutnya, Satgas PPKS telah memiliki bukti yang cukup, bahkan berhasil mengembalikan beberapa rekaman yang telah dihapus oleh pelaku.

"Mereka telah mengetahui isi dari rekaman pornografi tersebut, bahkan telah mengetahui aktivitas yang terekam di dalam toilet. Namun, mengapa mereka tidak bertindak tegas?" tanyanya.

Yang lebih membuat mereka merasa terpukul adalah fakta bahwa Ketua Satgas PPKS juga merupakan wakil dekan III dari Fakultas Hukum Unikal. Selain itu, menurut informasi yang mereka miliki, ratusan klip rekaman telah berhasil dipulihkan.

"Beliau sudah tahu bahwa para korban adalah mahasiswanya sendiri. Namun, mengapa beliau hanya diam? Mengapa tidak ada tindakan yang nyata? Haruskah kami membuat protes publik seperti ini dan mengadakan demonstrasi agar mereka bergerak?" ungkap S.

S menegaskan bahwa kasus ini tidak boleh berakhir hanya di tingkat administratif. Mereka menuntut agar kasus ini diusut hingga ke tingkat hukum. Mereka juga khawatir bahwa rekaman tersebut mungkin telah disebarluaskan.

Di sisi lain, pihak Satgas PPKS juga belum memberikan informasi tentang pendampingan psikologis untuk para korban. S tidak memiliki informasi apakah para korban telah mendapatkan dukungan psikologis atau tidak.

Kasus penemuan kamera tersembunyi ini telah mengejutkan seluruh komunitas akademik Unikal. 

Aliansi mahasiswa bertekad untuk terus menuntut keadilan dan transparansi dalam penanganan kasus ini, sambil berharap agar kekhawatiran dan trauma yang dirasakan oleh para korban segera mendapatkan perhatian serius dari pihak berwenang

Post a Comment

 
Top