googlesyndication.com

0 Comment
Diskominfo Batang Bagun Jaringan Internet di Sekolah Terpencil
Keterangan Gambar : Sekokah SMPN 4 Bawang Kabupaten Batang Jawa Tengah. Foto: dok
Pekalongannews, Batang - SMPN 4 Bawang adalah sekolah yang terletak di desa terpencil Kecamatan Bawang Jawa Tengah yang berbatasan dengan Kabupaten Banjarnegara.

Sekolah di Desa Pranten itu menampung tidak lebih dari 100 anak. Namun semangat mereka untuk menimba ilmu sangatlah luar biasa.

Sekolah dengan sistem asrama itu, memang jauh dari pemukiman warga, para pelajar pun harus menempuh perjalanan yang cukup jauh dengan melewati beberapa bukit.

Karena letak sekolahnya yang di pegunungan Dieng dengan ketinggian 1.800 Mfpl. sehingga mengalami keterbatasan sarana dan prasarana fasilitas yang kurang memadai.

Tidak ada masalah yang tidak dapat teratasi, Hal itu yang menjadi tekad Pemerintah Kabupaten Batang melalui Dinas Komunikasi dan Informatika (Kominfo) untuk menyediakan jaringan internet di sekolah tersebut.

Melalui program merdeka sinyal, Diskominfo Batang mampu menembus akses internet di sekolah tersebut dengan menggandeng sejumlah penyedia jasa layanan internet.

Kerja keras Diskomfo ternyata membuahkan hasil. Kini para pelajar di sekolah tersebut tak hanya melek digital, tapi dengan kehadiran jaringan internet juga bisa membantu anak-anak sekolah untuk mengasah potensinya.

Namun dibalik itu, ada kerja keras dan ikkhlas dan perjuangan untuk bisa menembus internet melalui jaringan kabel fiber optik hingga ke Sekolah.

Pasalnya, penyedia jaringan atau provider Iconnet harus menanamkan puluhan tiang dengan kondisi wilayah perberbukit yang ekstrim, hanya untuk bisa mengurangi kesenjangan informasi.

"Alhamdulillah sudah setahun yang lalu jaringan internet sudah bisa masuk ke sekolah kami. Ini sangat membantu tapi juga ada kendala trobel dan kami sadar karena kondisi alam," ungkap Guru IPA SMPN 4 Bawang, Didik Kurniawan, Rabu 16 Agustus 2023.

Ia pun menyatakan bahwa hadiirnya internet para pendidik bisa melakukan pembelajaran interaktif.

'Kita bisa memutarkan sumber informasi pendidikan dari internetinter lewat platform merdeka mengajar melalui youtube yang kita bukakakan langsung ke anak - anak,"jelasnya.

Tidak hanya itu, SMPN 4 Bawang kini juga sudah bisa menggelar Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK) secara mandiri. Yang pada tahun lalu harus menginduk ke sekolah di Kota Kecamatan Bawang.

"Tadinya UNBK menginduk ke sekolah lain sekarang sudah bisa menggelar sendiri secara mandiri,"ungkapnya .

Ia berharap jaringan internet bisa distabilkan lagi, karena terkadang jaringanya lelet. Padahal, pihak sekolahan selalu membutuhkan interneti untuk urusan tata usaha maupun pembelajaran.

Namun, dengan pembayaran yang lebih murah. Pasalnya, SMPN 4 Bawang berada di desa terpencil yang angganya tidak sebesar sekolah yang ada di kota.

"Sekolah kami hanya menyambung 62 siswa yang berasal dari penduduk lokal tapi juga ada dari luar daerah seperti kabupaten Jepara karena kami sekolah berasrama,"jelasnya.

Ia juga menyampaikan rasa terimakasih kepada Pemkab Batang yang hingga saat ini masih mendukung penuhpenuh kegiatan belajar mengajar.

"Harapan kami tetap diperhatikan baik lagi terutama fasilitas, seperti yang saat ini penting sekali yaitu laboratorium Teknologi Informatika Komputer (TIK) dan ruang tata usaha,"tukasnya.

Sementara itu, Kadiskominfo Batang, Triossy Juniarto, mengaku senang dan bahagia karena kerja keras yang selama ini dilakukan

Pemda Batang akhirnya membuahkan hasil. Pihaknya pun terus melakukan evaluasi pasca masuknya jaringan internet di beberapa wilayah perdesaan.

"Karena dengan demografi yang beragam dan akses jalan yang sulit, kendala dalam penyebaran jaringan internet tidak bisa diabaikan. Itulah mengapa kita lakukan evaluasi terus menerus" ujarnya.

Akses internet kata Dia, bukan hanya menjadi jembatan menuju informasi global, tetapi juga menjadi katalisator perkembangan ekonomi digital, masyarakat digital, dan pemerintahan digital dan belajar mengajar di sekolah .

 "Pada awal tahun 2021, kami mengidentifikasi 33 desa sebagai 'blankspot'. Secara progresif, kami bekerja sama dengan penyedia jaringan untuk mengentaskan kekosongan ini. Alhamdulillah, langkah-langkah ini mendapatkan dukungan dari berbagai program, dan kami berhasil membawa akses internet ke desa-desa dan sekolah yang dulunya terpinggirkan," tandasnya.

 Dari 33 desa "blankspot" tersebut, sebanyak 25 desa kini telah merasakan manfaatnya. Delapan desa sisanya dijadwalkan akan terhubung dengan jaringan internet pada tahun 2024. Meskipun beberapa di antaranya sudah tidak lagi berada dalam kekosongan total, Diskominfo tetap akan mengupayakan penguatan jaringan dan sinyal di wilayah-wilayah tersebut.

 "Kami tengah berupaya untuk menyediakan jaringan serat optik (fiber optic) serta penguatan sinyal seluler, terutama di 8 desa yang letaknya sulit dijangkau dan terpencil di pegunungan. Kami menyesuaikan program dengan karakteristik masing-masing wilayah. Tahun 2024 diharapkan menjadi tonggak sukses dalam upaya menghadirkan jaringan internet dan memperkuat sinyal seluler di 8 desa tersebut," paparnya.


Post a Comment

 
Top