googlesyndication.com

1 Comment
Tiga Wanita Penting Jawa Tengah Ini, Bicara Soal Kepemimpinan
Dialog dengan tiga pemimpin wanita di Jawa Tengah digelar di Gracia Convetion Hall Semarang dipandu oleh moderator  Nadia Ardiwinata dengan pemandu diskusi Antropolog/Doesn FIB UNDIP Agus Maladi Irianto dan Ketua Jurusan Ilmu Pemerintahan FISIP  UNDIP. 
Kota Semarang
Walikota Tegal Siti Masitha Soeparno dengan tegas menolak anggapan adanya stigma dalam perspektif pandangan tardisional seorang wanita di citrakan sebagai sosok yang lemah, halus dan emosional. Sementara seorang laki-laki digambarkan sebagai sosok yang gagah, berani dan rasional. Hingga akhirnya wanita diposisikan sebagai mahluk yang seolah-olah harus dilindungi dan senantiasa bergantung pada kaum laki-laki.

"Secara alamiah perempuan adalah seorang ibu dan berkodrat sebagai seorang ibu. Namun perempuan juga memiliki passion atau kemauan untuk dapat mengabdikan diri kepada masyarakat demi mewujudkan kesejateraan bersama," ungkap Walikota Tegal Siti Masitha Soeparno dalam talk show Diskusi Membangun Jawa Tengah yang juga menghadirkan narasumber Bupati Kendal Mirna Anisa dan Walikota Semarang Havearti Gunaryati Rahayu.
Talk show yang mengambil tema 'Peran Kepemimpinan Perempuan dalam Pembangunan' dihelat di Gracia Convention Hall, Semarang, Jumat (29/4/16) mengupas tiga sosok penting pemimpin di Jawa Tengah dalam kepemimpinan di tengah kepungan mayoritas laki-laki.
“Saya diingatkan bahwa root atau asal saya dari Indonesia. Oleh karena itu setelah selesai belajar, saya pulang ke Indonesia untuk mengabdikan diri demi kemajuan masyarakat,” terang Walikota yang mengungkapkan alasanya maju sebagai Walikota hingga akhirnya terpilih.
Mengenai peran dan kebijakan pembangunan perempuan di Kota Tegal, Masitha menyebut, perempuan di Kota Tegal yang bergerak dalam ekonomi kecil seperti pengerajin batik, ikan asin dan lainnya adalah sambilan. Mereka selalu diarahkan untuk memiliki profesi. Sehingga para perajin batik kita dan ikan asin sebagaima menjadi potensi unggulan dengan mengkaryakan dan mentransfer teknologi setiap tahun menjadi potensi dan masukan PAD.
“Bukan hanya sekedar sebagai sambilan tetapi mereka berprofesi membatik karya, apakah itu dari boga atau pakaian. Ini menjadi sebuah bidang peningkatan ekonomi yang bisa mendukung meningkatkan PAD Kota Tegal,” jelas Walikota.
Walikota mengutip, Puji Astuti mengatakan dalam perspektif gender memang pemimpin perempuan masih jauh dari kuantitas tetapi dengan melihat pemimpin perempuan di Jawa Tengah, Puji meyakini kuaitas telah terpenuhi.
"Dan salah satu karakter perempuan dalam kepemimpinan adalah harus menginspirasi," tuturnya.

Post a Comment

 
Top