Kota Tegal
Senior Vice President (SVP) Fuel Marketing And Distribution PT Pertamina, Mohammad Iskandar tetap akan melanjutkan program relokasi Terminal BBM Pertamina Tegal ke tempat yang baru kendati banyak mendapat kritik dan saran dari Menteri BUMN Rini Sumarno yang berkunjung ke Pertamina Tegal, Minggu (4/10/15).
Mohammad Iskandar beralasan, dinamisasi pada peak lebaran Terminal BBM Tegal selalu kewalahan menyuplai kebutuhan BBM yang tiga kali lipat dari kebutuhan normalanya.
"Kita banyak terima tumpahan suplai BBM di Jateng Barat pada saat mudik lebaran. Dengan kemampuan saat ini 24 jam Terminal BBM Tegal bekerja untuk kebutuhan lebaran," ungkap Iskandar.
Dikatakan Iskandar, kondisi saat ini sempit, jalan kecil hingga dikatakan mendesak ya mendesak. Sehingga mau tidak mau kita pindah lokasi yang lebih lapang.
"Kita sedang bebaskan lahan, dengan tambahan lahan kita sendiri jadi 15 hektar. Yang akan dibangun sementara untuk kebutuhan 5 tahun ke depan itu 7 hektar sedang yang 8 hektar untuk cadang an pengembangan yang nanti akan membesar dan kita tinggal menam bah kapasitas tangki lagi," bebernya.
Untuk pembebasan lahan sendiri menurut Iskandar akan mulai tahun ini dan akan selesai pada pertengahan tahun depan.
"Saat ini warga sedang negoisasi dengan apraisal. Untuk lahan milik perhutani jadi urusan kami karena sama-sama induknya Menteri BUMN sedangkan pertengahan tahun 2017 depan mulai kontruk sinya," jelasnya.
Sementara itu sebelumnya Menteri BUMN Rini Sumarno sempat mempertanya kan niat pihak Pertamina untuk merelokasi Terminal BBM Tegal lama ke Mun jung Agung, Kabupaten Tegal.
Rini berpesan kalau memang mau pindah lokasi harus betul-betul dihitung kebutuhanya.
"Jangan berpikir 5 tahun kalau bisa berpikir untuk 20 sampai 30 tahun kedepan," terang Rini memberi kritikan.
Ditambahkan Rini, Pertamina harus betul-bertul memperhatikan road map pengembangan kedepanya.
"Lahanya harus diperhitungkan betul bahwa itu cukup luas untuk 20 tahun kedepan. Dan untuk kepentingan publik biasanya saya ijinkan," kata Rini.
Namun demikian, lanjutnya, harus ada lahan pengganti ditempat lain karena seringnya perhutani harus ada ganti rugi lahan.
"Selanjutnya pikirkan juga untuk lebih efisien dengan nantinya memberikan harga yang kompetitif dan terjangkau untuk masyara kat," pesannya.
Post a Comment