Kasatlantas Polres Pekalongan Kota AKP Dwi Nugroho beberapa kali mengingatkan para pengendara motor yang tidak mengenakan helm dalam kampanye simpatik para pasangan calon, Senin (11/10/15) |
Kota Pekalongan
Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kota Pekalongan menggelar kampanye simpatik tiga pasangan calon Walikota dan Wakil Walikota yang banyak melibatkan pendukung masing-masing, Senin (11/10/15). Dengan menggunakan mobil yang penuh dengan atribut dan ratusan pemotor yang juga melengkapi dengan atribut calon dukunganya, massa simpatisan bergerak dari Stadion Kota Batik menuju Jalan Veteran, Jalan Kusuma Bangsa, Jalan WR Supratman terus melewati Jalan Jatayu serta direncanakan mengelilingi Kota hingga terakhir berbalik arah dan selesai di Stadion Kota Batik lagi.
Namun dari sekian ribu simpatisan peserta kampanye simpatik masih saja terselip beberapa pelanggaran, dari mulai kurang tertib nya peserta kampanye terutama para pemotor yang tidak melengkapi diri dengan keamanan seperti helm dan juga masih terlihat adanya anak dibawah umur dilibatkan dalam kampanye.
Akibat dari pelanggaran lalu lintas para peserta kampanye, beberapa petugas kepolisian dari Satlantas Polres Pekalongan Kota sibuk menertibkan dengan menghentikan beberapa pemotor peserta kampanye.
Ketua KPU Kota Pekalongan Basir ketika dikonfirmasi terkait beberapa pelanggaran yang dilakukan peserta kampanye mengaku tidak melihat adanya peserta kampanye yang membawa anak-anak.
"Kami kok ndak melihat apa ada sih," Kata Basir balik bertanya kepada beberapa media yang meliput di lokasi pelepasan peserta kampanye simpatik.
Namun beberapa kesaksian yang menyebut bahwa itu benar adanya, Basirpun langsung menanggapi dengan mengomentari hal tersebut biasa saja.
"Mudah-mudahan peserta kampanye ini bisa mengertilah, ketentuan -ketentuan perundangan yang sudah kita sampaikan. Kan ini kampanye simpatik, kalau tadi ada yang tidak sesuai, kan masyarakat bisa menilai, mana yang bisa membuat simpatik mereka," jelas basir datar.
Dari awal, sambungnya, kita sudah mendorong kepada pasangan calon untuk menentukan kegiatan ini sesuai dengan peraturan perundangan yang ada.
"Jadi kalau terkait adanya sangsi, ini kita serahkan kepada masyarakat. Biar masyarakat yang menilai," ulangnya.
Kampanye sempatik ini menurut basir, lebih untuk meningkatkan kesadaran masyarakat dan meningkatkan partisipasi pemilih dengan mengusung tema anti golput.
"Untuk anti golput di Kota Pekalongan tidak terjadi atau bisa kecillah dengan diminimalisir lewat kampanye simpatik ini," terangnya.
Basir menambahkan, dalam pawai simpatik ini para peserta diperbolehkan maksimal membawa 15 mobil dan 100 motor dan dalam perjalanan ini dipersilahkan mengkampanyekan lewat brosur yang sudah kita fasilitasi.
"Dengan harapan, pawai ini dapat membuat simpatik Kota Pekalongan sehingga masyarakat dapat bersimpati untuk datang ke TPS pada tanggal 9 Desember mendatang," tuturnya.
Sementara itu menanggapi berbagai pelanggaran lalulintas yang dilakukan oleh simpatisan peserta kampanye simpatik pasangan calon, Kasatlantas Polres Pekalongan Kota AKP Dwi Nugroho menyatakan, kita sifatnya persuasif masih kita ingatkan dan kedepan kita sudah ambil tindakan untuk para pelanggar.
"Dibanding dahulu kali ini lebih simpatik, kalau dulu ada perlawanan setiap kali kita ingatkan tapi sekarang kita ingatkan sekali mereka sudah antusias untuk menyanggupi untuk memakai helm dalam kampanye yang akan datang," ungkap Dwi.
Bahkan menurut Dwi, kalau dipresentase dari kurang lebih 300 sampai 400 pengendara motor yang tidak memakai helm hanya 10 sampai 15 persen saja.
"Itupun lebih didominasi para pembonceng yang tidak pakai helm, kalau dari pengendara rata-rata sudah memakai helm. Pembonceng itu kebanyakan peserta susulan yang tidak mengenakan helm. Tapi secara keseluruhan sudah cukup bagus, tapi akan kita terus ingatkan karena ini sifatnya masih persuasif," papar Dwi yang turut terjun langsung mengawal para peserta pawai simpatik.
Post a Comment