googlesyndication.com

1 Comment
Acara Pengundian Nomor Urut Pasangan Diwarnai Insiden Pelanggaran Fasilitas Negara Dan Aksi Ancaman Walk Out
Salah satu mobil plat merah yang ketahuan mengangkut dan menurunkan sejumlah tokoh politik pendukung pasangan calon tertentu di depan Kantor KPU Kota Pekalongan, Selasa (25/8/15)

Kota Pekalongan
Berjalanya proses tahapan Pemilukada 2015 di Kota Pekalongan diwarnai sejum lah penyalahgunaan fasilitas negara seperti yang terjadi pada acara pengundian nomor urut calon Walikota dan Wakil Walikota yang digelar Di Gedung KPU setempat sore kemarin, Selasa (25/8/15).

Seperti yang terlihat di lokasi, sejumlah tokoh politik pengusung dari salah satu pasangan calon yang sudah ditetapkan tanpa merasa bersalah menggunakan mobil plat merah untuk datang menghadiri acara pengundian nomor undian. ironisnya mobil plat merah lainya tampak bolak-balik mengangkut dan menurun kan sejumlah pendukung salah satu calon tersebut.

Hal tersebut dinilai Panwasalu sebagai bentuk penyalahgunaan fasilitas negara dalam kegiatan menjelang Pemilukada ini.
"Dengan kejadian ini Kami akan segera menggelar pertemuan untuk menindaklanjuti temuan tersebut,"Ucap Ketua Panwaslu Sugiharto ketika dikonfirmasi oleh beberapa media dilokasi.
Ditempat yang sama, acara pengundian nomor urut juga diwarnai insiden anca man walk out dari kubu pengusung pasangan calon Walikota dan Wakil Walikota Dwi Heri Wibawa dan  Sutarip Tulis Widodo.

Acara Pengundian Nomor Urut Pasangan Diwarnai Insiden Pelanggaran Fasilitas Negara Dan Aksi Ancaman Walk Out
Ketua Dewan Penasehat Dewan Pertimbangan Partai Golkar HM Basyir Ahmad sempat melakukan aksi walk out keluar dari Gedung KPU Kota Pekalongan, Selasa (25/8/15)
"Kita keluar. ini urusan negara, kita protes dan mau pulang,"ucap HM Basyir Ahmad Ketua Dewan pembina Partai Golkar kepada beberapa kader dan pendukung dibelakangnya.
Dikatakan Basyir, Dirinya menyesalkan tindakan KPU dan mengaku kecewa. Dirinya merasa kubunya dipermainkan , janjinya setengah dua acara dibuka akan tetapi sampai jam dua masih disuruh menunggu calon lain yang belum datang.
"KPU nggak berani buka acara. Jadi sangat pengecut KPU kalau menu rut saya. Nggak bisa seperti ini, ini urusan negara,"ujarnya dengan nada geram.
Basyir menuduh, KPU sengaja mengulur waktu dengan menjadwal lebih lama. Dirinya meminta harus ada tindakan dan perbaikan
"Dimulai, apa ditunda, apa disekorsing. semua alamatnya Pekalongan semua. Belum datang itu kenapa?,"tuturnya masih dengan nada tinggi.
Dirinya mengaku sudah melakukan upaya menemui Ketua KPU namun yang di cari tidak ada.
"Kami cari ndak ada Ketuanya. Anggotanya ngomong suruh tunggu ketuanya, nyatanya ketuanya nggak ada. Saya minta Basir (Ketua KPU-red) gentel lah," tukasnya kesal.



Post a Comment

 
Top