googlesyndication.com

0 Comment
Sridiana Sari, Korban Pembakaran Suaminya Akhirnya Meninggal
Jenazah Almarhum Sridiana Sari sedang disholati hendak dikebumikan di pemakaman beji, Selasa (30/6/15)
Kota Pekalongan
Sridiana Sari Korban aksi pembakaran oleh suaminya sendiri akhirnya meninggal dunia dini hari tadi atau tepatnya pukul 24.50, korban tidak mampu bertahan setelah mendapat perawatan intensif di RSUD Kraton semalaman Baca tak tahan disepelekan suami bakar istri

Sontak informasi meninggalnya salah satu warga jalan teri nasi, Pisang Sari, Kecamatan Pekalongan Utara, Kota Pekalongan tersebut menimbulkan shock bagi keluarga dan masyarakat setempat. Dan pagi tadi jenazah Sridiana Sari dikebumikan di pemakaman umum Beji, Salamanis, Panjang Baru, Kota Peka longan.

Kakak laki-laki korban, Slamet Hartono (35 th) mengatakan, sebelum meninggal adiknya sempat minta terus ditunggui.
"Ketika tersadar dari pingsanya sekitar pukul 17.00 sore adik saya sempat meminta minum, malah saya sempat menyuapinya roti meski dengan kesulitan dan tidak mau ditinggal, maunya saya menunggui," ungkapnya saat dikunjungi beberapa media usai upacara pemakaman, Selasa (30/6/15) pagi tadi.
"Meski tidak terlalu dekat tapi saat -saat terakhirnya tidak mau lepas dari saya, ketika saya tinggal merokok diluar sebentar saja sudah minta ditunggui lagi, disitu saya punya firasat ada sesuatu yang hendak disampaikan tapi tidak kesampaian,"imbuhnya.
Menurut Hartono, almarhum adiknya adalah bungsu dari lima bersaudara yang terakhir menikah dan sudah lama kenal pelaku (suami korban).
"Jadi tidak benar kalau ada yang mengatakan mereka dijodohkan apalagi pelaku dikatakan agak kurang waras," tuturnya.
Dijelaskan, pelaku merupakan kakak kelas semasa SMP dulu karena tidak meneruskan SMA, adik saya memilih untuk bekerja. setelah sekian lama tak bertemu kok akhirnya bisa pacaran, malah sering apel ke rumah ini. Jadi setidaknya kami tahu siapa orangnya.
"Selama ini prilaku dari pelaku sendiri wajar meski orangnya pendiam, kemarin sebelum kejadian sempat sholat berjamaah dengan warga," ujarnya.
Kalau semisal adik saya dikatakan sering menyepelekan atau sering membantah, lanjutnya, tentu tidak akan mau ikut ajakan suaminya apalagi kalau dikatakan agak kurang waras tentu logikanya saya beserta keluarga tidak akan menyetujui hubungan keduanya.
"Yang saya tahu orangnya tidak akan negur kalau tidak ditegur duluan dan komunikasi dengan saya biasa saja artinya masih nyambung jadi sekali lagi tidak benar kalau dikatakan kurang waras,"tegasnya.



Post a Comment

 
Top