Bukit tinggi,
Sumatera Barat
Menulis bisa menjadi sarana dakwah.
Lewat tulisan, dakwah yang disampaikan lebih mengena, dapat didokumentasikan,
dan sifatnya abadi walau
pendakwah (penulis) sudah tiada.
Demikian disampaikan Muhammad Subhan,
Penulis dan Pegiat Forum Aktif Menulis (FAM) Indonesia ketika memberikan
materi Menulis Kreatif di hadapan 30 siswa SMA
Negeri 2 Bukittinggi, Sumatera Barat, yang tergabung dalam Forum Studi Islam
(FSI) sekolah itu, Senin (8/6/15).
FSI SMA Negeri 2 Bukittinggi menghelat
Pelatihan Kepemimpinan dan Kepenulisan selama tiga hari, Senin-Rabu (8/10/6), sebagai
upaya pembekalan dan kaderisasi pengurus dan
anggota FSI sekolah bekas Kweekschool
(Sekolah Raja) itu, dengan mengundang sejumlah pemateri yang kompeten di
bidangnya.
Dalam pemaparannya, Muhammad Subhan
menjelaskan tentang pentingnya dakwah bil
qalam (lewat tulisan) dan merupakan tradisi ulama-ulama terdahulu. Dalam
metode dakwah, dakwah bil qalam
dianggap lebih mengena dan mampu menyebarkan ajaran Islam lebih luas ke seluruh
penjuru dunia.
“Menulis merupakan esensi ajaran Islam untuk mengimbangi perintah membaca (Iqra’) yang diwahyukan lewat Alquran,” ujar Muhammad Subhan yang merupakan alumni Jurusan Komunikasi Penyiaran Islam Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Imam Bonjol Padangpanjang.
Dia berbagi kiat menulis mudah, yaitu
memulai dari hal-hal sederhana dengan ide-ide yang muncul di lingkungan sekitar
dan pada diri sendiri. Banyak peristiwa yang terjadi setiap hari yang bisa
diamati, dikutip-pungut, lalu didramatisir lewat tulisan.
“Tulisan itu bisa menjadi puisi, cerpen, novel, ataupun artikel-artikel ringan yang dapat dikirim ke media massa,” katanya
Ditambahkan, di banding era 20 tahun
sebelumnya, generasi hari ini sangat dimudahkan teknologi. Penulis-penulis di
masa lampau tingkat kesulitan yang dihadapi lebih tinggi, sebab keterbatasan
alat dan media.
“Dulu, orang menulis karangan menggunakan mesin tik yang berisik. Naskah dikirim lewat kantor pos dan menunggu berbulan-bulan kabar pemuatannya. Sekarang, menulis sudah bisa di laptop. Naskah tinggal email dan sampai ke redaksi dalam hitungan detik,” ungkapnya.
Dia berharap, FSI bisa menjadi pelopor
bangkitnya generasi penulis Islam dengan karya-karya Islami yang menyejukkan
umat dan memberikan solusi bagi permasalahan bangsa. FSI SMA Negeri 2
Bukittinggi pun bertekad mewujudkan harapan itu dan siap berkarya untuk umat. (rel)
Post a Comment