googlesyndication.com

0 Comment
Bulan Desember adalah bulan yang buat jantung berdetak kencang karena ada event nasional. Event tersebut dilaksanakan di kota Pekalongan yang terkenal dengan sebutan “Kota Batik”. Pesertanya dari Bima, Tarakan, Padang, Semarang, Tegal, Yogjakarta, Salatiga, Jakarta, Ciputat, Brebes, Pekalongan, Pemalang dan sebagainya. Panitia yang aktif hanya 3 orang, yaitu Tifa, Kang Iim dan Ela. Kedatangan para peserta disambut baik oleh panitia kemudian mereka dibawa ke penginapan.

Tifa berkata: “Silakan letakkan barang bawaan kalian di kamar dan temui saya untuk registrasi ulang (mengisi formulir CV, surat pernyataan bermaterai, menunjukkan bukti pembayaran, memberikan id card peserta, dan pakailah selalu id cardnya)?.”

Para peserta menjawab dengan tegas: “Siap!.”

Setelah registrasi ulang, mereka langsung diskusi, perjalanan diskusi tersebut bagaikan air yang mengalir dari pegunungan ke lautan.

”Tifa...!, kopi sudah siap...?.” Tanya Ari kepada Tifa.

“Ya, siap!.” jawab Tifa sambil menghitung jumlah peserta diskusi.

“Astaghfirullahal'adhim, ternyata sudah jam 3 pagi ya kawan-kawan,”Ari berkata sambil melihat jam dinding.

“Apakah diskusi ini akan kita lanjutkan?.” tanya Tifa.

"Ya, sepakat untuk menghentikan diskusi." jawab peserta dengan kompaknya.

Tidak lama kemudian suara adzan pun terdengar sampai lokasi penginapan. Para panitia dan peserta langsung berwudlu, melaksanakan sholat subuh berjama'ah dan kultum yang dipimpin oleh Ari. Setelah itu para peserta dan panitia mengontrol ulang barang bawaan mereka masing-masing untuk pindah ke lokasi event.

“Tifa!!!” teriak Ari sambil lari menuju tempat Tifa terjatuh diikuti oleh teman-temanya dengan membawa seutas tali untuk menyelamatkan Tifa.

Tifa kesakitan karena badannya masuk dalam selokan yang berwarna hitam pekat, bau tidak sedap dan hpnya mati karena ikut terendam dalam selokan tersebut. Kemudian Ela yang sudah stanby di lokasi event telepon Kang Iim.

”Assalamu'alaikum, Kang Iim sekarang para panitia dan peserta sudah sampai mana?” Kata Ela dengan suasana khawatir (ketika itu hujan lebat, angin yang besar dan petir yang menyambar yang mengeluarkan cahaya yang menyilaukan).

“Wa'alaikum salam, Ela, Tifa sudah berangkat terlebih dahulu dan hpnya mati, kami masih dalam perjalanan menuju lokasi,” Jawab Kang Iim.

“Oke, kami tunggu kehadiran kalian. Alhamdulillah!” Jawab Ela dengan kagetnya melihat Tifa yang datang sendirian dengan mengendarai motor kesayangannya dalam kondisi yang mengkhawatirkan.

Tiba-tiba Tifa dengan semangatnya berjalan dengan tertatih-tatih menuju ruangan. Ela langsung lari mengejar Tifa.

Tifa bertanya: “Kenapa Ela berlari?.”

Ela menjawab: “Ela khawatir, karena saya dapat kabar kamu terjatuh ke selokan.”

“Ya, innalillahi wa inna ilaihi roji’un saya terjatuh ke selokan dan hp saya mati, saya bisa seperti ini alhamdulillah dapat bantuan dari Allah melalui perantara peserta yang membantu menyelamatkan saya sehingga saya mampu berjalan dengan tertatih-tatih untuk melaksanakan amanah secara baik dan benar. Ela saya mohon bantuannya, tolong lihat lembar cek list kemudian kamu cocokkan dengan apa yang saya ucapkan dan kalau tidak ada dalam lembar tersebut, maka ditulis supaya saya ingat. Saya mohon maaf pembicaraan kita sampai disini karena saya sibuk mengontrol kebutuhan event, Terimakasih atas bantuannya. ”jawab Tifa.

“Siap!.” Ucap Ela dengan semangat.

“Apakah Tifa sudah hadir, bagaimana kondisinya?” tanya Kang Iim.

“Tifa sudah hadir dan alhamdulillah baik.” jawab Ela.

Kang Iim dan peserta lainnya sampai juga ke lokasi, mereka langsung menuju ruangan dan membantu Tifa mensukseskan event.

Akhirnya event pun selesai, semua mengucapkan rasa syukur dan air mata berjatuhan dengan derasnya bagaikan salju yang mencair terkena panas.
Dari pantauan, 12 perahu yang dikerahkan, salah satunya berisi Presiden Jokowi lengkap dengan Paspampres dan kru media istana sempat mengecoh warga sepanjang bantaran, warga terlihat antusias melambaikan tanganya, bahkan Jokowi sempat memerintahkan operator perahu untuk berhenti dan mendekati warga untuk menyalami dan ter lihat menyampaikan sosialisasi kepada warga yang mengkrubutinya.


Faroh Istighfar ' 2014



Post a Comment

 
Top