googlesyndication.com

0 Comment
Di suatu tengah hari berduyun-duyun pria paruh baya datang ke sebuah rumah di bilangan Perumahan Buaran Desa Kradenan, Kabupaten Pekalongan. Mereka saling bertegur sapa akrab dan penuh kehangatan dalam berjabat tangan. Di sela obrolan sarat canda, tak disangka tak dikira satu per satu dari mereka mulai menggamit alat-alat musik, yang kiranya telah tergelar di suatu ruang tamu. Alunan nada-nada musik berikut dendang nostalgia tahun 1970-an, yang dinyanyikan secara bergantian oleh para vokalis anggota komunitas pun memanjakan indra pendengaran para penggemarnya. Itulah tampilan para anggota komunitas pecinta lagu-lagu Koes Plus, yang menamakan dirinya “GDANK Plus”.


Kegetolan mereka ngefans sama lagu-lagu Koes Plus menjadikan kegiatan itu dibiarkan tak terjadwal sebagaimana biasanya grup musik lainnya. Mereka tidak menganggapnya sebagai layaknya ajang latihan, melainkan ibarat selalu “move on” di saat dikehendaki. Meski ribuan judul lagu dari album-album Koes Plus, mereka mampu membawakannya penuh kekompakan. Tri (52 tahun), istri dari Sang Maestronya, Eddy S. Yantony (53 tahun), mencoba meyakinkan, “Silakan diuji sendiri aja, Mas…mau judul lagu apa, atau pancing saja dengan sebaris kalimat liriknya.” Komunitas musik nostalgia ini sempat dikenal masyarakat Kota Pekalongan sering berkiprah di Café Jawa 21 di Jl. Jawa. Namun sekarang mereka aktif menyelenggarakan event-eventnya di Café Babe Hotel Nirwana Jl. Dr. Wahidin.


Untuk menjadi GDANK Plus seperti sekarang ini kiranya tidak semudah membalikkan telapak tangan. “Laptop, hp, sepeda motor, dll terkadang harus direlakan untuk suatu upaya pendanaan misi. Semisal untuk memperoleh pengabsahan JIWA NUSANTARA (Red: sebutan pencabangan komunitas daerah pelestari tembang Koes Plus) dari keluarga besar Koes bersaudara.” tutur Tri dengan aksen serius. Dalam kesempatan yang sama, beliau pun berusaha menggambarkan kedekatan mereka dengan Yok Koeswoyo. “Nama GDANK Plus itu yang memilih dan memberikan nama langsung dari Yok Koeswoyo sendiri. Katanya G itu plat nomor polisi Pekalongan, DAN mencerminkan keterkaitan batin dan karakter, sementara K Plusnya adalah Koes Plus.” kilahnya. 

Komunitas ini telah memperoleh undangan resmi dari Yok Koeswoyo dan mereka telah memastikannya  untuk ikut memeriahkan event ajang pelestarian tembang Koes Plus di Taman Mini Indonesia Indah (TMII) Stand Propinsi Jawa Timur pada tanggal 1 Februari 2015 mendatang.
(PN 18012015-AA)

Post a Comment

 
Top