googlesyndication.com

0 Comment
Yang Tersisa Dari Aksi Kali Bremi, Patah Sasis Sampai Tertusuk Pecahan Kaca
Walikota Pekalongan
Kota Pekalongan-
Aksi pembersihan kali bremi dari tanaman enceng gondok yang menutupi Daerah Aliran Sungai (DAS) di tiga Kelurahan oleh ratusan relawan sedikit menyisakan tanya terlebih aksi yang dilakukan dalam sehari hanya mampu membebaskan sungai bremi dari enceng gondok sebatas hitungan puluhan meter, kesulitan medan, kurang nya peralatan yang memadai dan kebutuhan waktu yang kurang menyebabkan tidak semua DAS bersih dari tanaman hama tersebut, hal itu diakui Titik Nuraini, ketua Komunitas Peduli Kali Loji, (KPKL) kepada pekalongan-news.com seusai kegiatan, Minggu (21/12/14).

" bukanya kami tidak menyadari akan tetapi memang kalau kita kerjakan sendiri jelas kami tak akan mampu, kekuatan kami ada di semangat dukungan para teman-teman relawan lainya serta dukungan dari unsur TNI, Karang Taruna dan warga sekitar, terlebih dukungan dari Pemkot yang mengerahkan beberapa SKPD terkait mensuport kami, malah Walikota menyempatkan datang kelokasi dengan menyatakan dukungan." beber Titik.
Dari pantauan lapangan  kondisi sungai bremi memang memprihatinkan, tanaman yang tergolong hama tesebut terlihat masive dengan kepadatan tertentu menutup setiap jengkal perairan tanpa menyisakan ruang, kondisi di perparah dengan ketinggian jembatan yang ada sama dengan muka air sungai, praktis air tak dapat mengalir sedikitpun. Banyaknya sampah enceng yang harus dibawa keluar dari lokasi sempat membuat salah satu truk pengangkut patah sasis dan harus dievakuasi bahkan aksi pembersihan tersebut sempat memakan korban dari salah seorang anggota Karang Taruna.
Menurut ketua Karang Taruna setempat, Ikhwanudin, pihaknya setiap jum'at rutin menggelar kegiatan pembersihan dengan peralatan seadanya akan tetapi merurut nya, panjang sungai yang harus di kerjakan tidak memungkinkan semuanya tercakup. bergabungnya semua komunitas yang mendukung pihaknya menerbitkan hara pan baru untuk menjadikan kali bremi lebih manusiawi.
Ditempat yang sama salah satu komunitas relawan Cinta Kota Pekalongan (CKP) melalui perwakilanya, Achong, mengaku tertarik bergabung karena kesamaan visi mendukung Kota Pekalongan agar lebih baik. Achong mengaku membawa 30 anggotanya untuk turut berpartisipasi.

" kami menyatakan diri bergabung karena kami juga peduli dengan Kota Pekalongan, kesamaan persepsi terkait isu populer sungai-sungai pekalongan yang bermasalah menggugah kami untuk peduli." kata Achong.

Post a Comment

 
Top