-->

Dari Kamera Digital ke Jutaan Ponsel: Transformasi Android Menguasai Pasar Global

Pekalongan News
Wednesday, December 03, 2025, December 03, 2025 WIB Last Updated 2025-12-03T13:08:14Z
Dari Kamera Digital ke Jutaan Ponsel: Transformasi Android Menguasai Pasar Global
Pekalongannews - Pada pertengahan 2000-an, ketika industri ponsel masih dikuasai Blackberry dan Symbian, tak banyak yang membayangkan bahwa sistem operasi raksasa bernama Android lahir dari sebuah ide kecil tentang kamera digital.

Kini, Android berada di miliaran perangkat, dari ponsel hingga televisi pintar. Namun perjalanan menuju dominasi itu bukanlah kisah yang mulus.

Android bermula dari kegelisahan Andy Rubin dan tim kecilnya yang berusaha menciptakan kamera digital pintar. Visi mereka sederhana: kamera yang mampu tersambung ke internet dan menjalankan aplikasi. 

Namun ketika pasar kamera digital tiba-tiba merosot, perusahaan mungil itu berada di ambang kebangkrutan. Dalam situasi itu, Rubin melakukan pivot yang kelak mengubah wajah industri teknologi: mengarahkan Android menjadi sistem operasi untuk smartphone—pasar yang kala itu sedang bergerak cepat.

Pada 2005, Google datang sebagai penyelamat. Tanpa gembar-gembor, perusahaan mesin pencari itu mengakuisisi Android Inc. secara senyap. Bagi Google, masa depan tidak lagi berada di desktop, melainkan di perangkat yang dibawa setiap orang dalam kantong mereka. 

Dengan memiliki sistem operasi mobile, Google bisa memastikan layanan inti mereka—Search, Maps, Gmail—tetap menjadi pusat pengalaman pengguna.

Keputusan strategis berikutnya juga tak kalah penting: menjadikan kernel Linux sebagai jantung Android. Linux menawarkan stabilitas, fleksibilitas, dan yang terpenting, bersifat open source serta bebas lisensi.

Google dan produsen ponsel dapat memodifikasinya tanpa batas. Langkah ini membuat Android bisa ditawarkan secara gratis kepada berbagai vendor, dari Samsung hingga HTC. Di saat pesaing seperti Microsoft dan Symbian menjual lisensi, Google menghamparkan jalan bebas hambatan bagi industri.

Namun rencana Google sempat porak poranda pada 2007, ketika Steve Jobs memperkenalkan iPhone. Inovasi layar sentuh kapasitif dan antarmuka yang mulus membuat desain Android yang berorientasi keyboard fisik terasa usang. Dalam waktu singkat, tim Android merombak keseluruhan sistem agar berbasis layar sentuh penuh. Setahun kemudian, HTC Dream meluncur sebagai ponsel Android pertama.

Kesuksesan Android memicu perang paten dengan Apple, mendorong Google membeli Motorola Mobility pada 2012 demi mendapatkan perlindungan hukum melalui tumpukan paten. Seiring waktu, Google juga menyelaraskan kembali Android dengan kernel Linux utama agar pembaruan sistem menjadi lebih cepat dan aman.

Kini, Android bukan sekadar sistem operasi, melainkan ekosistem raksasa yang menguasai mayoritas pasar smartphone dunia. Kernel Linux—yang dulu hanya menjadi eksperimen akademik—kini menjadi fondasi teknologi mobile modern berkat dorongan Google.

Pertanyaannya, apakah dominasi besar Android membawa masa depan lebih terbuka, atau justru membuka babak baru soal kekuasaan dalam dunia open source? Waktulah yang akan menjawabnya.
Komentar

Tampilkan

No comments:

TERKINI