Bukan Burgman Electric yang sudah kita kenal, tapi versi berbahan bakar hidrogen dengan mesin pembakaran internal alias masih ada piston, ruang bakar, dan suara knalpot yang khas. Bedanya, yang keluar dari knalpot bukan gas buang CO₂, tapi uap air.
“Dengan Burgman Hydrogen, kami ingin mempertahankan sensasi berkendara mesin bensin — suara, getaran, dan responsnya — tapi tanpa emisi,” ungkap salah satu engineer Suzuki di booth JMS 2025.
Unit yang dipamerkan tampil dalam versi cut-away model, jadi pengunjung bisa mengintip langsung layout mesin, tangki hidrogen bertekanan tinggi, dan sistem injeksi khusus.
Secara tampilan luar, Burgman Hydrogen masih membawa aura Burgman 125 yang elegan — bodi bongsor, desain premium, dan gaya urban khas skutik gede.
Jadi jangan kaget, Burgman Hydrogen bukan motor listrik senyap, tapi motor “hidup” yang tetap menggelegar dan ramah lingkungan.
Suzuki sendiri menyebut proyek ini sebagai upaya menjaga jiwa mesin konvensional di era elektrifikasi. Mereka ingin para biker tetap bisa menikmati karakter mesin pembakaran tanpa merasa bersalah soal emisi.
Selain Burgman Hydrogen, Suzuki juga memajang sederet konsep elektrifikasi lain seperti Vision e-Sky BEV dan e-VanVan. Tapi jelas, spotlight di JMS 2025 ini milik Burgman Hydrogen — si skutik anti-mainstream yang menantang arus BEV
Jadi jangan kaget, Burgman Hydrogen bukan motor listrik senyap, tapi motor “hidup” yang tetap menggelegar dan ramah lingkungan.
Suzuki sendiri menyebut proyek ini sebagai upaya menjaga jiwa mesin konvensional di era elektrifikasi. Mereka ingin para biker tetap bisa menikmati karakter mesin pembakaran tanpa merasa bersalah soal emisi.
Selain Burgman Hydrogen, Suzuki juga memajang sederet konsep elektrifikasi lain seperti Vision e-Sky BEV dan e-VanVan. Tapi jelas, spotlight di JMS 2025 ini milik Burgman Hydrogen — si skutik anti-mainstream yang menantang arus BEV
No comments:
Post a Comment