Pekalongannews, New York - Sidang Majelis Umum PBB mendadak tegang pada Jumat (26/9/2025). Momen Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu naik ke podium disambut aksi tak terduga: walkout massal puluhan delegasi negara!
Netanyahu baru saja memulai pidatonya, namun delegasi dari puluhan negara langsung berbondong-bondong meninggalkan ruangan. Pemandangan ini langsung jadi sorotan. Bahkan, kepergian para delegasi ini diiringi tepuk tangan riuh dari yang tersisa.
"Mohon tertib dan tetaplah berada di kursi Anda," ujar ketua sidang melalui pengeras suara, sambil berulang kali mengetuk palu untuk menenangkan suasana.
Namun, upaya itu tak berhasil. Netanyahu akhirnya harus berpidato di hadapan kursi yang nyaris kosong, seperti dilansir CBC Austin. Hanya segelintir perwakilan negara, termasuk Amerika Serikat (AS) dan Inggris, yang tercatat tetap berada di ruangan mendengarkan pidatonya.
Duta Besar Israel untuk PBB, Danny Danon, mengaku sudah tahu rencana walkout ini sehari sebelumnya.
Ia tak tinggal diam. Danon menyebut aksi tersebut sebagai "aksi murahan untuk mengalihkan perhatian dari kebenaran."
Meski ditinggal banyak pihak, Netanyahu tetap melanjutkan pidatonya. Tak tanggung-tanggung, pidato ini bahkan disiarkan melalui pengeras suara hingga ke Jalur Gaza dan bisa diakses melalui ponsel warga setempat.
Dalam pidato kontroversialnya itu, Netanyahu juga secara khusus menyampaikan pesan langsung kepada 48 sandera Israel yang masih ditahan sejak serangan 7 Oktober 2023.
"Para pahlawan pemberani kami, ini Perdana Menteri Netanyahu berbicara kepada Anda secara langsung dari PBB. Kami tidak melupakan Anda, bahkan sedetik pun. Rakyat Israel bersama Anda. Kami tidak akan gentar dan tidak akan berhenti sampai membawa Anda semua pulang," tegas Netanyahu.
Aksi walkout massal ini jelas mengirimkan pesan keras dari komunitas internasional di tengah isu konflik yang terus memanas.
Netanyahu baru saja memulai pidatonya, namun delegasi dari puluhan negara langsung berbondong-bondong meninggalkan ruangan. Pemandangan ini langsung jadi sorotan. Bahkan, kepergian para delegasi ini diiringi tepuk tangan riuh dari yang tersisa.
"Mohon tertib dan tetaplah berada di kursi Anda," ujar ketua sidang melalui pengeras suara, sambil berulang kali mengetuk palu untuk menenangkan suasana.
Namun, upaya itu tak berhasil. Netanyahu akhirnya harus berpidato di hadapan kursi yang nyaris kosong, seperti dilansir CBC Austin. Hanya segelintir perwakilan negara, termasuk Amerika Serikat (AS) dan Inggris, yang tercatat tetap berada di ruangan mendengarkan pidatonya.
Duta Besar Israel untuk PBB, Danny Danon, mengaku sudah tahu rencana walkout ini sehari sebelumnya.
Ia tak tinggal diam. Danon menyebut aksi tersebut sebagai "aksi murahan untuk mengalihkan perhatian dari kebenaran."
Meski ditinggal banyak pihak, Netanyahu tetap melanjutkan pidatonya. Tak tanggung-tanggung, pidato ini bahkan disiarkan melalui pengeras suara hingga ke Jalur Gaza dan bisa diakses melalui ponsel warga setempat.
Dalam pidato kontroversialnya itu, Netanyahu juga secara khusus menyampaikan pesan langsung kepada 48 sandera Israel yang masih ditahan sejak serangan 7 Oktober 2023.
"Para pahlawan pemberani kami, ini Perdana Menteri Netanyahu berbicara kepada Anda secara langsung dari PBB. Kami tidak melupakan Anda, bahkan sedetik pun. Rakyat Israel bersama Anda. Kami tidak akan gentar dan tidak akan berhenti sampai membawa Anda semua pulang," tegas Netanyahu.
Aksi walkout massal ini jelas mengirimkan pesan keras dari komunitas internasional di tengah isu konflik yang terus memanas.
No comments:
Post a Comment