Pekalongannews, Batang - Kericuhan pecah di Batang saat unjuk rasa yang awalnya berjalan damai berubah menjadi aksi anarkis. Massa gabungan pelajar SMK, buruh, mahasiswa, dan warga berorasi di depan Kantor Bupati sebelum bergeser ke Gedung DPRD Batang, Jumat sore, 30 Agustus 2024.
Dialog sempat digelar antara perwakilan massa dengan Ketua DPRD Batang, Suudi, dan sejumlah anggota dewan. Namun, situasi memanas ketika jawaban dewan dianggap tidak memuaskan.
Dialog sempat digelar antara perwakilan massa dengan Ketua DPRD Batang, Suudi, dan sejumlah anggota dewan. Namun, situasi memanas ketika jawaban dewan dianggap tidak memuaskan.
Kapolres Batang AKBP Edi Rahmat Mulyana bahkan harus menghentikan sambutan Ketua DPRD karena kondisi tak lagi terkendali.
Ketegangan makin menjadi ketika rombongan massa susulan datang. Lemparan batu menghantam Gedung DPRD, pagar gerbang roboh terdorong massa, dan ban-ban bekas dibakar. Botol serta batu juga beterbangan ke arah aparat.
“Sudah disampaikan aspirasi mereka dan ditanggapi Ketua DPRD. Harusnya selesai, tapi entah kenapa sebagian malah kembali ricuh. Banyak yang masih pelajar, mungkin itu,” kata Kapolres Batang.
Polisi sempat mencoba pendekatan persuasif, namun lemparan batu tak kunjung berhenti. Peringatan diberikan, massa semakin beringas. Gas air mata akhirnya ditembakkan untuk membubarkan kerumunan. Massa kocar-kacir mundur ke Jalan KH Ahmad Dahlan.
“Tadinya sudah kita coba tertibkan. Tapi tiba-tiba ada lemparan batu. Kita kasih peringatan, malah tambah beringas,” ujar Edi.
Hingga malam, polisi masih mendata massa yang diamankan dan menelusuri motif di balik unjuk rasa ini. Kapolres meminta semua pihak ikut menjaga kondusivitas wilayah.
Ketegangan makin menjadi ketika rombongan massa susulan datang. Lemparan batu menghantam Gedung DPRD, pagar gerbang roboh terdorong massa, dan ban-ban bekas dibakar. Botol serta batu juga beterbangan ke arah aparat.
“Sudah disampaikan aspirasi mereka dan ditanggapi Ketua DPRD. Harusnya selesai, tapi entah kenapa sebagian malah kembali ricuh. Banyak yang masih pelajar, mungkin itu,” kata Kapolres Batang.
Polisi sempat mencoba pendekatan persuasif, namun lemparan batu tak kunjung berhenti. Peringatan diberikan, massa semakin beringas. Gas air mata akhirnya ditembakkan untuk membubarkan kerumunan. Massa kocar-kacir mundur ke Jalan KH Ahmad Dahlan.
“Tadinya sudah kita coba tertibkan. Tapi tiba-tiba ada lemparan batu. Kita kasih peringatan, malah tambah beringas,” ujar Edi.
Hingga malam, polisi masih mendata massa yang diamankan dan menelusuri motif di balik unjuk rasa ini. Kapolres meminta semua pihak ikut menjaga kondusivitas wilayah.
“Batang harus tetap aman. Saya minta kerja sama seluruh elemen masyarakat,” ucapnya.
No comments:
Post a Comment