googlesyndication.com

0 Comment
Kesepakatan Senjata Besar-Besaran: Amerika Kirim Armada Canggih: F-35 dan F-15 Menuju Tel Aviv
Pekalongannews, Trl Aviv 
- Amerika Serikat dan Israel telah mencapai kesepa
katan senjata besar-besaran. Kesepakatan ini melibatkan pengiriman jet tempur F-35 dan F-15 ke Tel Aviv, menandai sebuah langkah signifikan dalam upaya memperkuat kemampuan pertahanan Israel. Hebrew Channel 12 melaporkan kabar ini, mengutip pejabat dari Kementerian Pertahanan Israel yang terlibat dalam kesepakatan tersebut, Jumat 26 Januari 2024

Pejabat-pejabat Kementerian Pertahanan Israel menyatakan bahwa kesepakatan mencakup pengiriman drone dan ribuan amunisi dalam beberapa hari mendatang.

Kesepakatan ini juga melibatkan pasokan sejumlah besar pesawat tempur F-35 dan F-15, bersama dengan helikopter Apache. Ukuran kesepakatan ini dianggap luar biasa, terutama mengingat situasi perang yang masih berlanjut di Gaza dan pertempuran di utara dengan kelompok Hizbullah Lebanon.

Dalam konteks ini, Israel meminta prioritas dari Amerika dalam persediaan senjata, terutama mengingat perkembangan perang di Gaza.

Kesepakatan ini menandai Israel sebagai negara pertama yang akan menerima pesawat F-35 canggih yang diproduksi oleh Boeing. Dukungan terus-menerus dari Amerika Serikat untuk Israel sejak awal perang di Jalur Gaza pada 7 Oktober tahun lalu semakin menguatkan hubungan kedua negara.

Namun, tidak semua mendukung keputusan pemerintah AS untuk menyuplai senjata ke Israel. Pada 25 Oktober, hasil survei oleh CBS News di AS mengungkapkan bahwa 52% orang Amerika menentang pengiriman senjata ke Israel. Meskipun dukungan AS bagi Israel tetap konsisten, opini di dalam negeri AS tampaknya terbagi.

Sejak serangan Hamas pada 7 Oktober yang memicu konflik, Israel telah meluncurkan serangan mematikan di Jalur Gaza. Lebih dari 25.900 orang Palestina diperkirakan tewas, sementara 64.110 lainnya terluka.

Serangan ini juga menyebabkan hampir 1.200 orang Israel tewas. Dampaknya terasa di tingkat kemanusiaan, dengan 85% populasi Gaza menjadi pengungsi internal, menghadapi kekurangan makanan, air bersih, dan obat-obatan yang mendesak. Lebih dari setengah infrastruktur kantong tersebut dilaporkan rusak atau hancur, menurut PBB.

Post a Comment

 
Top