Ilustrasi Parpol peserta pemilu 2024
Pekalongannews, Jakarta - Hasil survei dari Indikator Politik Indonesia menunjukkan bahwa Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) memiliki elektabilitas tertinggi di antara 18 lambang dan nama partai yang diselidiki dalam simulasi tersebut. Temuan ini berasal dari survei tatap muka nasional yang dilakukan mulai 27 Oktober hingga 1 November 2023 terkait pemilihan anggota DPR jika dilaksanakan pada hari ini."PDI-P paling banyak dipilih sebanyak 24,1 persen," ujar Peneliti Utama Indikator Politik Indonesia, Burhanuddin Muhtadi seperti yang diungkapkan dalam rilis survei pada Minggu (12/11/2023).
Di bawah PDI-P, terdapat Partai Gerindra dengan elektabilitas sebesar 14,4 persen, diikuti oleh Partai Golkar dengan angka 9,3 persen. Selanjutnya, Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) dan Partai Nasdem bersaing ketat, dengan PKB mencapai 7,7 persen, sementara Nasdem dengan 7 persen.
Partai Keadilan Sejahtera (PKS) memperoleh elektabilitas sebesar 6,2 persen, diikuti oleh Partai Demokrat dengan 5,2 persen. Selanjutnya, terdapat Partai Amanat Nasional (PAN) dengan 4,3 persen dan Partai Persatuan Pembangunan (PPP) dengan angka 3 persen. Di posisi ke-10 ada partai non-parlemen, yaitu Partai Persatuan Indonesia (Perindo), dengan angka 1,5 persen.
Partai Solidaritas Indonesia (PSI) memperoleh 0,9 persen, sedangkan Partai Hati Nurani Rakyat (Hanura) dan Partai Gelombang Rakyat Indonesia (Gelora) masing-masing dengan angka 0,6 persen dan 0,2 persen. Partai Buruh dan Partai Kebangkitan Nasional (PKN) masing-masing dengan angka 0,2 persen dan 0,1 persen. Sementara Partai Bulan Bintang (PBB) dan Partai Ummat masing-masing dengan angka 0,1 persen dan 0 persen.
"Tidak ada perubahan signifikan terkait elektabilitas parpol dibanding survei sebelumnya yang dilaksanakan pertengahan Oktober, kecuali untuk Partai Demokrat yang mengalami peningkatan. Peningkatan ini terjadi terutama setelah Partai Demokrat keluar dari Koalisi Perubahan," ungkap Burhanudin.
Survei ini dilakukan secara tatap muka dengan melibatkan 1.220 responden di 38 provinsi. Margin of error yang terdapat pada survei ini sekitar 2,9 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen.
Di bawah PDI-P, terdapat Partai Gerindra dengan elektabilitas sebesar 14,4 persen, diikuti oleh Partai Golkar dengan angka 9,3 persen. Selanjutnya, Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) dan Partai Nasdem bersaing ketat, dengan PKB mencapai 7,7 persen, sementara Nasdem dengan 7 persen.
Partai Keadilan Sejahtera (PKS) memperoleh elektabilitas sebesar 6,2 persen, diikuti oleh Partai Demokrat dengan 5,2 persen. Selanjutnya, terdapat Partai Amanat Nasional (PAN) dengan 4,3 persen dan Partai Persatuan Pembangunan (PPP) dengan angka 3 persen. Di posisi ke-10 ada partai non-parlemen, yaitu Partai Persatuan Indonesia (Perindo), dengan angka 1,5 persen.
Partai Solidaritas Indonesia (PSI) memperoleh 0,9 persen, sedangkan Partai Hati Nurani Rakyat (Hanura) dan Partai Gelombang Rakyat Indonesia (Gelora) masing-masing dengan angka 0,6 persen dan 0,2 persen. Partai Buruh dan Partai Kebangkitan Nasional (PKN) masing-masing dengan angka 0,2 persen dan 0,1 persen. Sementara Partai Bulan Bintang (PBB) dan Partai Ummat masing-masing dengan angka 0,1 persen dan 0 persen.
"Tidak ada perubahan signifikan terkait elektabilitas parpol dibanding survei sebelumnya yang dilaksanakan pertengahan Oktober, kecuali untuk Partai Demokrat yang mengalami peningkatan. Peningkatan ini terjadi terutama setelah Partai Demokrat keluar dari Koalisi Perubahan," ungkap Burhanudin.
Survei ini dilakukan secara tatap muka dengan melibatkan 1.220 responden di 38 provinsi. Margin of error yang terdapat pada survei ini sekitar 2,9 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen.
Post a Comment