“Semoga setelah kreativitasnya tersalurkan, mereka bisa menjadi seniman kebangsaan. Terima kasih kepada DKD, Serbuk Pensil dan JMSI bisa bekerja sama untuk menyukseskan even ini,” ungkap Kepala Bakesbangpol Batang Agung Wisnu Barata, saat ditemui, di halaman SMAN 1 Batang, Kabupaten Batang.
Kompetisi seni mural dianggap sebagai sarana ekspresi positif bagi generasi milenial. Bakesbangpol berperan sebagai pionir dalam mengadakan acara ini, namun mereka berharap agar pihak lain, termasuk Pemda, juga memberikan perhatian dan wadah bagi ekspresi seni para remaja.
Kepala SMAN 1 Batang, Saefudin, mendukung ide kompetisi mural ini. Ia melihat bahwa dinding sekolah yang sebelumnya dicoret-coret dengan gambar tak bermoral perlu diubah menjadi karya seni yang estetis.
“Respons positif dari pelajar terlihat dari lonjakan pendaftar dalam dua hari pertama, menunjukkan potensi seni mural yang besar di kalangan pelajar Batang,”jelasnya.
Salah satu peserta, Nidia Stevani Melida, mengatakan berbicara tentang makna karyanya yang akan digambar dalam mural. Mural tersebut akan menggambarkan proses kemajuan Indonesia. Ia juga mengecam vandalisme yang merusak keindahan lingkungan, khususnya coretan-coretan di tembok sekolah.
"Dengan lomba moral ini kita merasa tersalurkan bakatnya, dan temboknya jadi lebih indah,"ungkapnya.
Melalui lomba mural ini, ia merasa bakatnya tersalurkan dengan baik dan berharap akan ada media atau pojok mural yang dapat menjadi wadah bagi bakat seni anak-anak Batang yang berbakat.
Post a Comment