googlesyndication.com

0 Comment
Badai Khanun Ancam Korea Utara: Respons Mengejutkan Pejabat untuk Lindungi Foto Kim Jong-un

Pekalongannews - Kawasan Asia Timur sering kali menjadi sasaran badai yang mengamuk. Di Asia Tenggara, negara tetangga kita, Filipina, juga kerap kali harus menghadapi badai tropis yang maha dahsyat. 

Sudah menjadi rahasia umum bahwa mereka di sana telah terbiasa menghadapi ancaman bencana semacam itu. Hal ini mirip dengan situasi kita di Indonesia yang telah terbiasa dengan gempa bumi karena berada di sepanjang Cincin Api Pasifik.

Salah satu peristiwa cuaca ekstrem yang terjadi beberapa waktu lalu adalah badai tropis Khanun yang menerjang Jepang dan wilayah sekitarnya. 

Laporan menyebutkan bahwa badai ini akan bergerak mengelilingi dan berpotensi melewati Korea Utara. Kondisi ini tentunya menjadi peringatan awal bagi penduduk Korea Utara untuk bersiap menghadapi kemungkinan buruk yang akan datang.

Banyak pakar cuaca yang meramalkan bahwa badai ini bisa menimbulkan dampak serius di Korea Utara. Hal ini dikarenakan negara tersebut memiliki banyak daerah terpencil dan miskin yang kurang memiliki infrastruktur yang memadai untuk menanggapi bencana. 

Sistem mitigasi bencana di sana juga jauh lebih lemah dibandingkan dengan negara seperti Jepang yang telah memiliki pengalaman dalam menghadapi badai.

Namun, para pejabat di Korea Utara justru memberikan tanggapan yang mengejutkan mengenai ancaman badai ini. Alih-alih memberikan instruksi kepada warganya untuk bersiap-siap dan mengambil langkah keselamatan, para pejabat justru mengimbau agar warga menyelamatkan segala foto dan gambar yang menggambarkan Kim Jong-un beserta keluarganya dari kemungkinan terkena dampak badai.

Tidak perlu diingatkan lagi betapa banyaknya patung, poster, pamflet, serta potret Kim Jong-un dan keluarganya yang terpampang di setiap sudut negara ini. 

Para pejabat menginginkan agar warga mengutamakan perlindungan benda-benda ini di atas segalanya. Alasan yang diberikan adalah untuk melindungi citra dan martabat Kim Jong-un dari ancaman badai. Fenomena ini sekali lagi menggambarkan sejauh mana kekaguman yang dimiliki oleh masyarakat Korea Utara terhadap keluarga penguasa.

Pemerintah di Pyongyang menganggap langkah ini sebagai upaya untuk menjaga reputasi dan kehormatan Kim Jong-un dari dampak buruk badai. Faktanya, pengabdian dan penghormatan yang diberikan kepada keluarga Kim Jong-un di negara ini telah mencapai tingkat yang luar biasa. Terbukti bahwa bahkan di tengah ancaman badai, yang menjadi fokus perlindungan adalah gambar-gambar mereka, bukan keselamatan warga.

Namun, masih menjadi tanda tanya apakah warga Korea Utara memang memiliki cinta sejati dan kesetiaan yang begitu besar terhadap keluarga Kim Jong-un. Kemungkinan besar, apa yang terjadi adalah hasil dari kondisi sosial dan politik yang khas di negara tersebut, di mana kritik terhadap pemerintah jarang diizinkan dan warga mungkin merasa terpaksa untuk menunjukkan loyalitas mereka.

Dalam konteks zaman modern seperti sekarang, fenomena semacam ini mungkin terlihat aneh bagi banyak orang. Pasrah tanpa adanya perlawanan atau kritik terhadap keputusan pemerintah bisa menjadi tanda dari lingkungan yang sangat terkontrol. Apakah rasa cinta dan kesetiaan itu tulus atau hanya akibat keterpaksaan adalah pertanyaan yang mungkin akan terus menjadi misteri dalam suasana yang penuh tekanan dan kekangan di Korea Utara.

Post a Comment

 
Top