googlesyndication.com

0 Comment
Keterangan Gambar : Penjabat (Pj) Bupati Batang Lani Dwi Rejeki. Foto: Muslihun kontributor Batang.
Pekalongannews, Batang - Pj Bupati Batang, Lani Dwi Rejeki, menekankan pentingnya terus melakukan perbaikan dalam layanan kesehatan dasar sebagai bagian dari pelayanan publik. 

Meskipun fasilitas kesehatan di Puskesmas di Kabupaten Batang masih belum memadai, bahkan beberapa gedungnya juga kurang layak. 

"Ini menjadi perhatian kami, dan kami akan secara bertahap memperbaiki dan melengkapi kekurangan yang ada di Puskesmas," kata Lani Dwi Rejeki pada Sabtu, 15 Juli 2023.

Dengan berdirinya perusahaan-perusahaan besar di wilayah kawasan industri Kabupaten Batang, banyak orang dari berbagai daerah akan datang bekerja di Batang. Oleh karena itu, fasilitas layanan kesehatan di Kabupaten Batang haruslah baik. 

"Karena itu, pusat kesehatan yang menjadi layanan publik dasar di Kabupaten Batang harus memperbaiki sarana dan prasarana. Jika ada kesulitan dalam pengadaan barang dan jasa alat kesehatan, dapat dikonsultasikan ke BPBJ (Bagian Pengadaan Barang/Jasa) agar sesuai dengan regulasi yang berlaku," ungkap Lani Dwi Rejeki.

Pj Bupati Batang juga mengapresiasi keberhasilan dalam penurunan angka stunting berdasarkan metode elektronik Pencatatan dan Pelaporan Gizi Berbasis Masyarakat (e-PPBGM). Pada bulan Februari 2023, angka stunting mencapai 10,6 persen, dan pada bulan Juni, angka tersebut turun menjadi 9,39 persen. Namun, hasil dari e-SSGI pada tahun 2022 menunjukkan peningkatan angka stunting dari 21,7 persen pada tahun 2021 menjadi 23,5 persen. 

"Seharusnya Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) mengikuti hasil survei e-PPGBM ini, karena terdapat perbedaan hasil yang signifikan akibat perbedaan metode sampel," jelasnya.

Lani Dwi Rejeki, yang juga akrab dipanggil sebagai Pj Bupati Batang, juga meminta para petugas kesehatan untuk mendampingi tim survei e-SSGI yang akan datang pada bulan Agustus 2023.

 "Setidaknya sampel yang diambil mewakili sampel yang tidak diikutsertakan. Misalnya, dalam e-PPBGM lebih dari 10 persen yang dijadikan sampel dari jumlah balita yang ada. Sedangkan dalam e-SSGI, hanya 1,4 persen yang dijadikan sampel dari jumlah balita yang ada," tukasnya.

Post a Comment

 
Top