googlesyndication.com

0 Comment


Keterangan Gambar : Agung Wisnu Barata (Kepala Badan Kesbangpol Batang),  saat sosialisasi pencegahan tangkal paham radikal di Gedung Pramuka Batang 

Pekalongannews, Batang - Kepala Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol) Kabupaten Batang, Agung Wisnu Barata, mengungkapkan bahwa paham radikalisme sudah merambah hingga ke kampus perguruan tinggi. Menurutnya, awal mula terjadinya perekrutan mahasiswa baru terjadi pada saat mengikuti orientasi studi dan pengenalan kampus (Ospek).

Banyak Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) yang terpapar paham radikalisme. Mahasiswa baru biasanya mencari kos-kosan, mencari teman, dan mengikuti pengajian khusus. Hal tersebut berpotensi menyerap paham radikal yang semakin kuat.

Oleh karena itu, Agung Wisnu Barata mengimbau kepada mahasiswa dan kaum milenial untuk berhati-hati dan menghindari kajian-kajian Islam yang tidak jelas. Lebih baik mengikuti kajian di ormas Islam yang sudah jelas.

"Sebagai Rektor, saya menyarankan kajian yang sudah jelas dan diakui negara. Jangan mengikuti kajian di ormas yang belum jelas," ungkap Agung di hadapan Satuan Siswa, Pelajar, dan Mahasiswa (SAPMA) Pemuda Pancasila MPC Kabupaten Batang.

Pihaknya terus melakukan pendekatan kepada orang-orang yang terpapar radikalisme yang ada di Kabupaten Batang. Pendekatan dilakukan melalui jalur halus dan jalur kepercayaan. Bersama dengan TNI, Polri, dan Kejaksaan, mereka memperbanyak materi sosialisasi untuk mengamalkan nilai-nilai Pancasila dan kearifan lokal agar masyarakat terbentengi.

Dengan melakukan sosialisasi radikalisme secara intensif kepada semua lapisan masyarakat, Agung Wisnu Barata yakin bisa membangun imunitas terhadap serangan virus paham radikalisme. Ia juga berkomitmen untuk menghilangkan intoleransi dan menumbuhkan saling toleransi melalui sosialisasi radikalisme di Kabupaten Batang.

Menurut Agung, ciri-ciri orang yang memiliki intoleransi adalah merasa benar sendiri dan tidak siap untuk berbeda pendapat. Jika sikap ini sudah terbentuk, maka sangat mudah untuk menuju ke arah radikalisme.

Radikalisme sendiri berasal dari faktor kemiskinan atau ekonomi yang kurang mampu dan kadang-kadang salah tafsir ajaran agama. Oleh karena itu, sosialisasi radikalisme akan terus dilakukan kepada generasi muda atau kalangan milenial yang saat ini masih rentan terpapar paham radikalisme.

Post a Comment

 
Top