Batang - Bupati Batang, Wihaji, menilai, manajemen PLTU Batang, masih setengah hati untuk bekerjasama dengan pemda dan tim gugus tugas dalam menangani pandemi covid-19. Hal tersebut dibuktikan dengan kesimpulan hasil assesmen yang dilakukan tim saat mengecek lokasi proyek PLTU, Senin (30/3/2020).
Tim gugus tugas menemukan setidaknya dua rekomendasi yang tidak dijalankan oleh pihak PLTU sehingga berpotensi membahayakan warga Batang.
"Kami minta data pekerja PLTU yang merupakan warga pendatang harus dibuka. Jumlah mereka 70 persen dari seluruh pekerja yang mencapai 12 ribu orang," tegas bupati.
Menurut bupati, keberadaan pekerja pendatang PLTU tidak terpantau oleh Dinas Kesehatan maupun tim gugus tugas, sehingga akan sulit melakukan tracking bila datanya tidak diserahkan.
Selain itu, karena jumlahnya banyak mencapai ribuan dan berinteraksi langsung dengan warga setempat memungkinkan adanya potensi penularan covid-19 seandainya tidak tertangani dengan cepat.
"Kita tidak tahu nama mereka, tinggal di mana, kos di mana. Yang jelas seharusnya mereka ini masuk dalam pantauan dan kami sudah tegaskan kepada pihak PLTU untuk menyerahkan data mereka," ujar bupati.
Yang terpenting dari semua itu, lanjut Bupati, pihak manajemen PLTU harus menyediakan fasilitas karantina atau ruang isolasi mandiri bagi pekerjanya.
Sampai sejauh ini pihak PLTU belum memiliki fasilitas karantina, padahal ini proyek strategis nasional dengan jumlah pekerja mencapai ribuan termasuk pekerja asing sehingga rentan penularan virus corona.
"Tadi sudah saya tegaskan kesanggupan mereka untuk membangun faslitas karantina. Saya beri waktu satu hari untuk memutuskan, karena saya tidak mau ambil resiko demi keselamatan warga Batang. Bila tidak maka saya minta pekerja diliburkan sementara," bebernya.
Sementara itu, General Manajer Proyek, Bhimasena Power Indonesia (BPI), Ari Wibowo, mengapresiasi, langkah yang diambil oleh Bupati Batang, Wihaji.
"Apa yang direkomendasi pemda, kami akan mempersiapkan sesuai regulasi seperti yang pemerintah lakukan," katanya.
Ari Wibowo, mengatakan, pihaknya sudah melakukan antisipasi seperti cek suhu tubuh pekerja yang masuk, spraying dan semua lokasi proyek sudah disemprot disinfektan.
Selain itu, pihaknya juga berempati kepada masyarakat dengan menyalurkan kembali program Corporate Social Responsibility (CSR) seperti pengiriman tempat cuci tangan yang bisa dipindah-pindah.
"Termasuk siapkan Alat Pengaman Diri (APD) bagi tenaga kesehatan di Puskesmas maupun di Dinas Kesehatan Batang," pungkasnya.
Post a Comment