googlesyndication.com

0 Comment
Hujan deras yang mengguyur sejak, Rabu (19/2/2020) sore, membuat Kota Pekalongan kembali banjir
Kota Pekalongan - Hujan deras yang mengguyur sejak, Rabu (19/2/2020) sore, membuat Kota Pekalongan kembali banjir. Ketinggian di sejumlah wilayah mencapai satu meter lebih, Seperti di Kelurahan Tirto, Kecamatan Pekalongan Barat.

Alhasil lantaran nyaris seluruh pemukiman di Kelurahan Tirto terendam banjir, gelombang ratusan pengungsi yang dievakuasi oleh tim gabungan dengan perahu karet pun memenuhi tujuh lokasi pengungsian yang telah disiapkan.

Kepala Pelaksana (Kalak) BPBD Kota Pekalongan, Samintha, mengatakan, banjir yang kembali terjadi disebabkan oleh hujan deras sejak Rabu sore pukul 18.35 WIB.

"Ini karena faktor curah hujan yang sangat tinggi sehingga air sungai Bremi tak mampu menampung dan akhirnya meluap," ucapnya.

Selain faktor hujan yang sangat deras dan lama, kondisi drainase serta saluran air yang terhambat juga turut memperburuk keadaan.
Namun demikian pihaknya sudah mengerahkan seluruh relawan bersama tim gabungan dari PMI, Polairud, TNI, SAR, Satpol PP, kecamatan dan kelurahan serta relawan masyarakat untuk membantu mengevakuasi warga.

"Tercatat jumlah pengungsi yang tersebar di tujuh lokasi mencapai 500 orang lebih dan masih akan terua bertambah karena belum semua data masuk dari empat kecamatan yang ada," terangnya.

Adapun kondisi banjir kali ini merupakan yang terparah dibanding dua kali banjir sebelumnya, baik jumlah pengungsinya, ketinggian air maupun luasan dampaknya.

Di lokasi pengungsian Masjid Al Karomah, Fadhilla (49) mengaku jenuh dengan kondisi banjir yang terus menerus merendam rumahnya.

"Kami sekeluarga sudah tiga kali mengungsi karena banjir. Awal 2020 sudah tiga kali kami kebanjiran, jelas ini sangat membosankan. Harta terendam, seragam dan peralatan sekolah anak terendam. Kami harap pemerintah seriuslah menangani banjir. Masak hujan cuman satu jam langsung banjir, yang sekarang lebih parah karena hujan tak kunjung reda sejak semalam," keluhnya.

Fadhilla mengaku, di rumahnya ketinggian air mencapai satu meter dan kemungkinan masih akan terus bertambah karena hujan masih terus turun.

Ia hanya meminta sungai bremi secepatnya dikeruk dan ditanggul agar luapan air tidak masuk pemukiman. 

"Kami mohon Pak Wali, Sungai Bremi dikeruk biar dalam, drainasenya dibetulin dan benteng sungainya agar tidak banjir lagi," pintanya.

Post a Comment

 
Top