googlesyndication.com

0 Comment
Keberhasilan fakultas ekonomi Universitas Pekalongan (Unikal) menorehkan prestasi lima besar nasional di bidang audit keuangan dengan mengalahkan 53 Universitas terbaik negeri ini tak lepas dari tangan dingin Iis Duwinaeni, dosen pembimbing yang sederhana dan bersahaja namun handal di bidang keilmuannya. 

Sosok Iis Duwinaeni yang merupakan mantan auditor di Kantor Akuntan Publik (KAP) lokal cukup dikenal di kalangan akuntan KAP Semarang, selain berafiliasi kepada Deloitte, salah satu kelompok big four atau empat Kantor Audit paling terkenal di Inggris,.

Lulusan S2 Universitas Diponegoreo tahun 2009 ini merupakan salah satu dosen Unikal penyandang gelar profesional Chartered Accountant (CA) sejak 2014 dan pemilik Certified Publik Accountant of Indonesia (CPAi) sejak tahun 2016 dengan nilai SKP tertinggi.
Pekalongan News
Penampakan warung sederhana milik Murshiyam (22 th) mahasiswi Fakultas Ekonomi Unikal yang turut mengharumkan nama Perguruan Tinggi Swasta tersebut di kancah nasional
Sebagai dosen pembimbing yang mengampu mata kuliah akuntasi, auditing dan praktikum audit di fakultas ekonomi Unikal, Iis Duwidaeni dikenal oleh para mahasiswanya sebagai sosok yang rendah hati, lugu, apa adanya dan tidak telihat sebagai sosok pemikir keras.
"Orangnya sangat sederahana sekali, tidak terlihat sosok berpenampilan dosen bahkan saat sedang di rumah sehari-hari cukup dengan dasteran laiknya wanita kampung pada umumnya," begitu para mahasiswanya menggambarkan sosok tangguh di bidang ilmu akuntasi yang sukses membawa Unikal nangkring di peringkat lima nasional.
Setali tiga uang, tiga mahasiswi fakultas ekonomi yang turut mengharumkan nama Unikal, Umi Asih (20 th), Maghfiroh (21 th) dan Mushiyam (22 th) di kancah nasional bidang ilmu audit keuangan juga berlatar keluarga sederhana, bahkan satu diantara ketiganya, Murshiyam berlatar keluarga miskin.

Sehari-hari untuk membantu ekonomi keluarga dan membayar uang kuliah, Murshiyam membuka usaha nasi kucing (nasi bungkus) di depan Kantor Koperasi Kospin Jasa Kota Pekalongan. 
"Saya berjualan niatnya untuk membantu keluarga sekaligus menambah uang saku buat membayar  kuliah dan beli buku," ungkapnya kepada pekalongan-news.com, Kamis (14/12/17).
Demikian juga dengan Maghfiroh, gadis berhijab asal Desa Jeruksari, Kecamatan Tirto, Kabupaten Pekalongan, mengaku tidak menyerah melawan kesulitan alam di tempat tinggalnya yang selalu terendam  rob berkepanjangan. 
"Saya tetap belajar dengan keras demi meraih prestasi, soal banjir bukan lagi penghalang karena sejak kecil sudah akrab dengan banjir rob," tuturnya.

Post a Comment

 
Top