googlesyndication.com

0 Comment
Anggota Komisi III DPR RI, Asrul Sani menyerahkan bantuan sebesar Rp 50 juta kepada Pengurus Daerah Rifa'iyah Kabupaten Pekalongan untuk pembangunan musium Rifa'iyah di Limpung, Batang. Bantuan diserahkan disela kegiatan Sarasehan Pencegahan Paham Radikal yang digelar di Gedung Madrasah Ibtidaiyah (MI) Rifai'yah Bojongminggir, Sabtu (6/5/17).

Asrul Sani mengaku menyukai kegiatan-kegiatan pelestarian kebudayaan dan keilmuan salah satunya museum. Bahkan ia mengaku senang dengan keberadaan musium.
"Jujur Saya senang dengan museum," ungkapnya usai memberi paparan empat pilar kebangsaan dihadapan Kapolres Pekalongan, Kesbangpol dan para kader Rifa'iyah Kabupaten Pekalongan.
Asrul Sani yang membidangi persoalan hukum dan Hak Azasi Manusia (HAM) serta keamanan memaparkan, kondisi bangsa Indonesia saat ini rawan terhadap berbagai doktrin-doktrin sehingga perlu adanya benteng yang kuat agar faham radikal tidak berkembang di negara Indonesia.

Asrul Sani dalam kesempatan tersebut mengajak untuk kembali memahami empat pilar kebangsaan kita secara mendasar, yakni Pancasila, UUD 1945, Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), dan Bhineka tunggal Ika.
"Dengan empat pilar, maka kita bisa tahu mana yang tidak sesuai dengan isi empat pilar yang dimaksud agar kita bisa menghindarinya,” terang politisi asal Cirebon tersebut.
Sementara itu, Ketua Umum Pusat Rifa'iyah, Mukhlisin Muzarie mengatakan, paham radikal sudah ada sejak dahulu. Hanya saja paham radikal era sekarang lebih rumit dan kompleks karena diketahui banyak faktor sebagai pemicunya.
"Spekulasi yang dikembangkan oleh banyak pihak, radikalisme yang berujung aksi teror berpangkal dari fundamentalisme agama, terutama Islam," ucap Mukhlisin.
Mukhlisin menyampaikan, agenda strategis yang dapat disiapkan untuk melawan radikalisme dan tindakan teror selain aksi nyata dari pihak kemanan juga bisa dilakukan melalui reorientasi pendidikan sekaligus kampanye anti radikalisme secara masif.
"Sebab paham radikalme dan aksi teror saat ini telah menjadi ancaman yang serius bagi umat manusia," tegas Mukhlisin.

Post a Comment

 
Top