googlesyndication.com

1 Comment
Pekalongan News
Warung sate Bu Anna di Jalan Urip Sumoharjo No 16 Kota Pekalongan buka tiap hari mulai pukul 09.00 hingga pukul 22.00 WIB
Kota Pekalongan
Tak banyak penjual sate di Kota Pekalongan bisa bertahan sekian tahun menghadapi perubahan zaman. Kebanyakan mereka rontok ketika terjadi perpindahan generasi sebagai penerus usaha. 
Dari yang masih bertahan selama lebih dari 35 tahun salah satunya adalah 'Sate Muda Bu Anna' di Jalan Urip Sumoharjo No 16 Kota Pekalongan.

Warung sate yang di awal berdirinya dikenal dengan nama 'Sate Kambing Muda Limpung' ini begitu menjadi klangenan bagi masyarakat Kota Pekalongan dan sekitarnya. Banyak pelanggan setianya yang sudah berada di luar kota, Propinsi bahkan luar negeri selalu menyempatkan diri untuk kembali menikmati empuknya sate kambing muda Bu Anna bila kembali ke kota asal maupun ketika dalam perjalanannya melewati Kota yang dikenal batiknya ini.

Sate Muda Bu Anna selain memang memiliki sejarah panjang juga menjadi menu sate kesayangan para pejabat lokal maupaun pejabat pemerintah pusat. Sudah tak terhitung orang penting negeri ini mampir dan mencicipi lezatnya sate dan nikmatnya gulai santan di warung sederhana yang buka dari setiap hari dari pukul 09.00 hingga 22.00 WIB.

Kisah Sate Muda Bu Anna Yang Legendaris
Kisah Sate Muda Bu Anna sate yang menggunakan hot plate
"Yang paling saya ingat saat Pak SBY jadi Presiden, melalui stafnya pesan banyak ketika berkunjung ke Kota Pekalongan," ungkap Muhammad Darul Mal, generasi kedua penerus usaha Warung Sate Muda Bu Anna.
Darul menyampaikan, sebagai generasi kedua yang konsisten meneruskan usaha keluarga, dirinya masih tetap melestarikan tidak saja kualitas rasa, pemilihan daging terbaik dan cara penyajian sate yang menggunakan hot plate.
"Saya jamin tidak ada yang berbeda dari rasa dan empuknya daging kambing sate di era ayah saya maupun sekarang. Sebab, sejak diawal tahun 90 an atau tepatnya ketika masih sekolah SMP, saya memang sudah dipersiapkan untuk jadi penerus usaha. Jadi baik resep maupun keahlian mengolah daging diwariskan secara penuh kepada saya," jelas Darul.
Baca Juga

Sate Muda Bu Anna, Sate Asli Pekalongan Yang Legendaris

 Darul mengisahkan, keahlian ayahnya mengolah sate dan membesarkan usaha agar tetap bertahan selama puluhan tahun tidaklah mudah. Kemampuan tersebut yang sekarang coba ia terapkan. Semangat dan proses belajar sang ayah kepada maestro sate Pekalongan di masa lalu, diturunkan juga kepadanya.
"Almarhum ayah dulu bersama Subali belajar pada satu guru yang sama hingga akhirnya mereka membuka usaha sendiri-sendiri," terang Darul.
Pasca meninggalnya sang ayah, H Ulama Mubarak beberapa waktu lalu, praktis sepenuhnya dirinya yang mengendalikan usaha warung sate yang tak pernah libur kecuali bila ada satu kepentingan yang tak bisa ditunda.
"Saya jarang libur meski sedang banyak pesanan. Saya ambil libur kalau betul-betul penting saja," pungkasnya. 



Post a Comment

 
Top