googlesyndication.com

0 Comment
Pekalongan News
Perwakilan peserta pelatihan berpose bersama
Kota Pekalongan
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Pekalongan, Suseno mengakui kurangnya tenaga Rescue di lembaga yang dipimpinnya menjadi kesulitan tersendiri dalam menangani keadaan darurat bencana yang terjadi di wilayah Kota Pekalongan.
"Anggota kita hanya 12 personil, kalau tidak bisa bermitra dengan relawan dan masyarakat maka akan sulit menangani bencana yang terjadi," ungkap Suseno dalam kegiatan pelatihan penanggulangan darurat bencana bagi aparatur dan relawan di Ruang Amarta, Senin (28/11/16).
Pemerintah menurut Suseno, terpaksa melibatkan masyarakat, relawan dan dunia usaha dalam menangani suatau bencana. Sebab tanpa kemitraan yang terjalin akan sulit terwujud.
Pelatihan ini sendiri diikuti 100 orang yang terdiri dari perangkat Kelurahan, TNI, Polri, SAR, tim medis, relawan dan kelompok masyarakat.
"Kita menghadirkan narasumber dari BPBD Propinsi Jawa Tengah, SAR dan Polres Pekalongan Kota," terang Suseno.
Walikota Pekalongan, Alf Arslan Djunaid mengatakan, peningkatan kewaspadaan terhadap bencana banjir di Kota Pekalongan perlu ditingkatkan pada bulan-bulan di akhir tahun ini. Sebab, sungai-sungai yang ada seperti sungai Meduri dan Bremi banyak ditumbuhi tanaman enceng gondok yang dapat mempercepat timbulnya banjir.
"Selama ini kita hanya mengandalkan para relawan dan DPU dalam melakukan pembersihan dan pengerukan di sejumlah sungai tersebut," ujar Walikota.
Pentingnya melengkapi diri dengan sarpras, dikatakan Walikota, juga mutlak harus dilakukan, karena akan sulit menangani keadaan darurat kalau masih mengandalkan bantuan dari daerah lain.
"Harapannya dengan pelatihan ini, yang hadir bisa menyerap materi pelatihan yang diberikan sebagai bekal bertindak manakala terjadi keadaan darurat bencana," ucapnya.

Post a Comment

 
Top